Menlu: Ebrahim Raisi Presiden Terpilih Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan pada hari Sabtu (19/6) bahwa hakim Ebrahim Raisi adalah presiden terpilih yang baru di negara itu, dan semua orang harus bekerja dengannya mulai sekarang.
Mohammad Javad Zarif, berbicara sehari setelah jutaan orang Iran memberikan suara dalam pemilu yang diboikot oleh para kritikus atas keterpurukan ekonomi negara itu dan pembatasan politik. Dia mengatakan Raisi akan memimpin Iran dengan baik.
Zarif juga mengatakan kepada forum diplomasi di resor Turki Antalya bahwa masalah dalam pembicaraan nuklir Iran dengan kekuatan Barat tidak dapat diatasi, dan dia berharap untuk mencapai hasil sebelum Agustus.
Menang Telak
Raisi, Kepala peradilan dari dari kelompok garis keras Iran, dilaporkan memenangkan pemilihan presiden dengan kemenangan telak. Ini mendorong anak didik pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, ke posisi sipil tertinggi Teheran dalam pemungutan suara yang tampaknya melihat jumlah pemilih terendah sepanjang sejarah di Republik Islam Iran.
Hasil awal menunjukkan Ebrahim Raisi memenangkan 17,8 juta suara dalam kontes, mengungguli satu-satunya kandidat moderat dalam pemilihan tersebut. Raisi diunggulkan setelah panel di bawah pengawasan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mendiskualifikasi kandidat kuat lainnya.
Pencalonannya itu lebih berfungsi sebagai penobatan baginya, memicu sikap apatis yang meluas di antara pemilih yang menandai penurunan dukunganpemilih terhadap teokrasi sejak Revolusi Islam 1979. Beberapa, termasuk mantan Presiden garis keras, Mahmoud Ahmadinejad, menyerukan boikot.
Dalam hasil awal, mantan komandan Garda Revolusi, Mohsen Rezaei, memperoleh 3,3 juta suara dan calon moderat Abdolnasser Hemmati mendapat 2,4 juta suara, kata Jamal Orf, kepala markas pemilihan Kementerian Dalam Negeri Iran. Kandidat keempat, Amirhossein Ghazizadeh Hashemi, memiliki sekitar satujuta suara, kata Orf.
Hemmati memberikan ucapan selamatnya di Instagram kepada Raisi hari Sabtu dini hari. “Saya berharap pemerintahan Anda memberikan kebanggaan bagi Republik Islam Iran, meningkatkan ekonomi dan kehidupan dengan kenyamanan dan kesejahteraan bagi bangsa besar Iran,” tulisnya.
Partisipasi pemilu dinilai menurun. Pada revolusi 1979 yang menggulingkan Shah, teokrasi Iran meminta suara pemilih sebagai tanda legitimasinya, dimulai dengan referendum pertamanya yang memenangkan 98,2% dukungan yang hanya menanyakan apakah orang menginginkan Republik Islam atau tidak. (Reuters/AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...