Menlu Harap KTT OKI Kembalikan Perhatian Dunia ke Palestina
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerj sama Islam (KTT LB OKI) diharapkan menjadi momentum untuk mengembalikan perhatian dunia pada isu Palestina. Sebab, saat ini, kondisi di Palestina kian memprihatinkan.
"Kami ingin isu Palestina ini jadi radar perhatian dunia," kata Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, dalam pertemuan pers di Kantor Staf Presiden, Kompleks Istana Presiden, Jakarta Pusat, hari Rabu (2/3).
Dia menjelaskan, kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah KTT LB OKI pada hari Minggu, (6/3), hingga Senin, (7/3) mendatang, berawal dari permintaan Palestina yang akhirnya disetujui oleh seluruh negara anggota OKI. Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh pemimpin OKI kepadanya pada bulan Desember 2015 silam lalu, dimana Indonesia diminta menggelar KTT OKI di Jakarta.
Menurutnya, kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah KTT LB OKI tahun ini berlandaskan pada komitmen solidaritas terhadap Palestina. Indonesia ingin isu Palestina kembali menjadi perhatian dunia.
"Kita ingin ada persatuan di Palestina," ucapnya.
Oleh karena itu, Retno menegaskan, dalam pagelaran KTT LB OKI tidak aka nada acara selebrasi yang bersifat hura-hura. Menurutnya, KTT LB OKI akan berupaya menghasilkan dua dokumen, yakni dokumen resolusi dari negara-negara OKI untuk isu Palestina dan Deklarasi Jakarta.
"Ini bukan selebrasi yang ada hura-huranya, tidak ada. Ini KTT karena adanya concern (terhadap isu Palestina) tersebut," ucap dia.
49 Negara Konfirmasi Hadir
KTT LB OKI tahun ini mengangkat tema ‘United for a Just Solution’. Sebanyak 49 dari 56 negara anggota OKI telah mengonfirmasi akan hadir dalam acara tersebut.
Rangkaian KTT LB OKI pada hari Minggu (6/3) akan terdiri dari pertemuan tingkat pejabat senior atau senior official meeting, serta pertemuan tingkat menteri. Pertemuan pada tingkat menteri akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi.
Selanjutnya, hari Senin (7/3) akan digunakan untuk penyelenggaraan KTT Luar Biasa yang digelar untuk mencari solusi atas konflik Palestina tersebut. "KTT Luar Biasa ini bukan selebrasi yang sifatnya hura-hura. KTT ini karena adanya perhatian pada isu Palestina," kata Retno.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...