Menlu: Kerja Sama Multilateralisme Harus Jadi Agenda Utama Dunia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, reformasi kerja sama multilateralisme harus jadi agenda utama. Itu dikatakan terkait pelajaran penting dari penyelenggaraan KTT ASEAN dan KTT G-20 kepada peserta pertemuan Ministerial Meeting of the Global Governance Group (3GMM) di New York, Amerika Serikat pada hari Rabu (â20/09).
“Bagi negara berkembang, multilateralisme harus bisa membawa hasil nyata; multilaterasme harus inklusif dan harus setara. Jika multilateralisme tidak berjalan, akan sulit mencapai SDGs (Sustainable Development Goals)," kata Retno
Kedua: pentingnya memperkuat solidaritas bersama. Tanpa solidaritas, SGDs tidak akan tercapai pada tahun 2030. Oleh karena itu, penting bagi semua negara untuk mendorong isu solidaritas di berbagai platform internasional dan multilateral.
Ketiga: salah satu pesan penting dari KTT ke-43 ASEAN dan KTT G-20 adalah bahwa negara-negara Global South terbukti dapat menavigasi situasi sulit dan menjembatani perbedaan. Ini antara lain dibuktikan oleh Indonesia, pada saat presidensi G-20 tahun lalu dan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, dapat menjembatani berbagai perbedaan dan kepentingan negara-negara.
Meski banyak perbedaan, Retno menyimpulkan dari penyelenggaraan dua KTT tersebut, masih ada semangat untuk bekerja sama. “Dan semangat ini harus terus dikapitaliasi," âââkatanya.
Keempat: pentingnya mengarusutamakan SDGs di semua platform. “Kebijakan dagang yang diskriminatif harus dihindari. Hak membangun bagi semua negara harus dihormati".
Dengan pencapaian SDGs yang masih sangat jauh dari target, sebagaimana dilaporkan di KTT SDGs beberapa hari lalu, maka negara harus terus memperkuat kerja sama dan kolaborasi untuk bisa mencapai SDGs.
“Dibutuhkan sinergi yang lebih baik untuk memastikan hasil yang berorientasi pada solusi," kata Menlu Retno di penghujung pidatonya.
Global Governance Group (3G) dalah group 30 negara kecil dan menengah, anggota G-20 dan anggota PBB lain. Pertemuan 3GMM diselenggarakan secara rutin setiap tahun di sela Sidang Majelis Umum PBB dengan tujuan memperkuat jaringan dan mendorong dialog antar negara-negara anggotanya. Pertemuan 3GMM kali ini mengangkat tema 'Penguatan Multilateralisme untuk Mencapai SDGs'.
Menlu Retno hadir di 3GMM sebagai bagian dari Troika G-20. Ini adalah kali kedua Menlu Retno menghadiri pertemuan 3GMM setelah tahun lalu hadir pada saat Indonesia memegang presidensi G20. Pertemuan tahun ini diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan.â
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...