Menlu RI Buka Suara tentang Serbuan Pengungsi ke Eropa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Di tengah desakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang meminta negara-negara Uni Eropa harus dapat menampung hingga 200.000 pengungsi untuk mengatasi krisis migran, Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi, buka suara.
Menyikapi para pengungsi yang memilih ke negara-negara Eropa, ia mengatakan aspek kemanusiaan yang harus diutamakan. Menurut dia, masalah pengungsi tersebut harus segera diselesaikan dengan mencari dan menuntaskan akar penyebabnya.
“Mengenai masalah pengungsi sebagaimana yang kita sudah sampaikan sebelumnya posisi kita, bahwa satu, memang ada aspek kemanusiaannya yang harus kita tekankan. Tapi jangan lupa pula, kita harus menyelesaikan akar penyebabnya dari masalah pengungsi ini terjadi,” kata Retno kepada satuharapan.com di sela-sela Rapat Kerja Menteri Luar Negeri dengan Komisi I DPR RI, di Komplek Parlemen, Jakarta, hari Selasa (8/9).
“Saya mencoba menganalogikan dengan pengungsi-pengungsi yang kita terima. Misalnya ada yang dari Bangladesh. Bangladesh lebih mudah karena ini merupakan economic migrant yang kita bicarakan dengan pemerintah Bangladesh, dan kemudian pemerintah Bangladesh siap melakukan repatriasi (pemulangan kembali orang ke tanah airnya),” kata Menlu RI menganalogikan.
Menurut Retno, sekarang sudah lebih dari 600 pengungsi dari Bangladesh yang sudah direpatriasi ke negaranya. “Kemudian kita ada yang dari Myanmar, kita juga bahas dengan pemerintah Myanmar mengenai akar penyebab masalahnya apa. Jadi jangan lupa selalu kita mencoba menyelesaikan akar penyebabnya,” katanya.
Retno menegaskan, masalah pengungsi di Eropa maupun di Indonesia mesti diselesaikan akar penyebabnya. “Kalau akar penyebabnya tidak diselesaikan dengan baik, maka hal sama yang akan terulang kembali dan terulang lagi,” kata Menlu RI itu.
Paruh pertama tahun ini saja, sekitar 137.000 orang melakukan perjalanan berbahaya melintasi Laut Mediterania ke Eropa.
Editor : Eben E. Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...