Menolong ala Baba
Tidak perlu menunggu kaya dahulu baru memberi.
SATUHARAPAN.COM – 13 Februari diperingati sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia. Harga obat yang masih dirasa mahal memicu obat-obat palsu beredar di masyarakat dengan harga murah. Padahal itu membahayakan kesehatan. Di sisi lain, kalangan yang mampu membeli obat biasanya hanya sekali pakai dan sisanya dibiarkan begitu saja meski belum kadaluwarsa.
Hal yang sama juga terjadi di India, yang menginspirasi Omkar Nath Sharma, yang terkenal dengan panggilan ”Baba medicine” karena suka menolong orang-orang miskin di kawasan kumuh New Delhi, India, dengan membagi-bagikan obat gratis kepada warga miskin yang sakit. Setiap pagi, kakek 79 tahun itu, dengan kaki cacat berjalan kaki membagikan sirup obat batuk, penurun panas, pusing, vitamin, dan obat ringan lainnya kepada masyarakat miskin yang membutuhkan. Baba selalu berseragam oranye dalam meminta obat-obatan yang belum habis masa kedaluwarsanya pada kalangan kelas menengah, ”Tolong berikan obat layak pakai yang tergeletak di rumah, untuk menolong orang miskin.”
Menurut WHO, 60 persen penduduk India tidak sanggup membeli obat. ”Pasien posisinya sangat lemah, tidak mampu membeli obat, sebab harganya mahal,” ungkap Baba, pensiunan Palang Merah India. Baba terkejut, ketika mendengar seorang buruh bangunan tewas terkena beton hanya karena tak punya uang membeli obat. Peristiwa ini menginspirasi Baba meminta obat-obatan dari orang yang menyimpan obat di rumah, lalu membagikannya kepada orang yang membutuhkan.
Awalnya Baba diusir karena dianggap pengemis. Namun, ketika orang mulai mendengar aksinya dalam menolong orang miskin memperoleh obat-obatan, banyak keluarga kaya yang rela menyerahkan obat-obatannya. Biaya pengobatan di RS India sebenarnya gratis, tetapi karena pasokan obat-obatan sering terlambat, banyak pasien miskin meninggal karena tidak mampu membeli obat.
Perilaku suka menolong ala Baba, telah menginspirasi banyak keluarga kaya yang menyimpan obat-obatan, untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Sikap suka menolong tidak perlu menunggu menjadi kaya lebih dahulu, yang penting memiliki kerelaan dan kesukaan untuk menolong sesama. Ada yang meminta/mengumpulkan, ada yang memberi/membagikan, dan ada yang menerima. Semuanya bahagia.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Empat Kebiasaan Buat Berat Badan Turun Lebih Cepat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menghilangkan kalori merupakan cara terbaik saat mencoba menghilangkan le...