Menpora Ingin Bibit Olahragawan Muncul dari Pondok Pesantren
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menginginkan atlet atau olahragawan di Indonesia tidak hanya dari kalangan umum namun juga dari Pondok Pesantren
“Dengan pekan olahraga Pekan Olahraga dan Seni antar Santri Diniyah Takmiliyah (Porsadini) DPW FKDT Provinsi Jatim insyaallah akan diperoleh bibit atlet dari kalangan santri,” kata Menpora Imam Nahrawi Pekan Olahraga dan Seni antar Santri Diniyah Takmiliyah (Porsadini) DPW FKDT Provinsi Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Rabu (11/11).
“Saat ini, pemerintah terus menggalakkan transfer teknologi khususnya di bidang olahraga. Porseni kali ini dilakukan sebagai langkah objektif untuk mulai melakukan pembinaan olahraga usia dini,” kata dia.
“Peraturan tentang transfer pemain antar negara juga akan kita atur?sehingga bisa menjaga dan melindungi atlet dalam negeri,” kata Imam.
Sementara Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan Porseni Madrasah Diniyah ini merupakan yang pertama kalinya.
“Saya berharap ini menjadi panggung bagi santri untuk menunjukkan potensi, memberikan panggung kepada siswa siswi Diniyah dan santri untuk hidup sehat dengan olahraga dan kesenian,” kata Saifullah.
Saifullah berharap dengan hidup sehat melalui olahraga dan kesenian maka akan melengkapi olahpikir dan olahhati dengan olahraga. Selain itu, porseni diharapkan juga meningkatkan kesehatan fisik serta mental dari para santri yang belajar di Madrasah Diniyah.
Di Jawa Timur sendiri, pelajar Madrasah Diniyah berjumlah 25827. Mereka ini telah terseleksi di tingkat Kabupaten/Kota untuk kemudian berlaga di Porseni Madrasah Diniyah tingkat Jatim.
Olahraga Tidak Dapat Dilepaskan dari Agama
Beberapa waktu lalu, Menpora menjelaskan bahwa olahraga dan agama merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Imam mengatakan pesantren tidak hanya sebagai tempat mencari ilmu bagi generasi muda dan memperdalam ilmu agama, akan tetapi dia juga mengingatkan pondok pesantren bisa sebagai pusat keolah ragaan.
“Masjid tidak hanya semata-mata untuk mencari ilmu tetapi juga untuk salah satu pusat olah jiwa dan raga yang harus kita gali,” kata Imam kepada satuharapan.com, Kamis (3/9) di Lapangan Upacara Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), Jalan Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta setelah dia menutup Festival Olah Raga Usia Dini.
“Agama tidak terpisahkan dengan olah raga, karena banyak aspek dalam agama yang berkaitan dengan kesehatan fisik secara fisik dan spiritual,” dia menambahkan.
"Dalam dunia pesantren tidak ada negosiasi kepada kyai atau guru mereka, disipilin seperti inilah yang terus kita gali. Jadi nilai-nilai sportivitas, kejujuran, fair play, dan ketaatan kepada regulasi, kepada wasit menjadi fondasi penting bagi seorang santri," Imam menambahkan. (kemenpora.go.id).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...