Mensos: Raskin Aman dari Kandungan Plastik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Stok beras untuk masyarakat golongan eknomi lemah (raskin) aman saat memasuki Ramadan, Idul Fitri, hingga September. Agar pendistribusian tepat waktu, kepala daerah agar segera mengirim Surat Perintah Alokasi (SPA) kepada divisi regional (divre) dan sub divre Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
“Raskin dijamin aman saat memasuki Ramadan, Idul Fitri, hingga September,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai meninjau Gudang Bulog di kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (22/5).
Namun, kata Mensos, agar pendistribusian tepat waktu diharapkan para bupati/wali kota segera mengirimkan SPA ke divisi regional (divre) dan sub divre Bulog. Sebab, tanpa SPA tersebut Bulog tidak bisa mengeluarkan beras.
“Tanpa SPA tersebut, Bulog tidak bisa mengeluarkan beras dari gudang divre maupun sub divre,” katanya.
Secara nasional stok raskin cukup hingga September. Namun, khusus di Kota Makassar stok raskin melebihi di atas rata-rata nasional, yaitu cukup hingga 14 bulan ke depan.
Setiap raskin yang diterima agar dipastikan kualitas, satu keluarga miskin dapat 15 kilogram per bulan, beras tidak berwarna kuning, tidak ada batu dan jamur, serta tidak ada kandungan sintetis, plastik, serta zat berbahaya.
“Pastikan raskin sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah, seperti layak dikonsumsi, tidak berwarna kuning, 15 kilogram per bulan, terbebas dari zat berbahaya,” katanya.
Jika raskin diterima tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Maka, harus segera dikembalikan kepada divre dan sub divre Bulog tempat beras itu dikeluarkan, untuk segera diganti dengan beras yang layak dikonsumsi.
“Sudah ada kesepakatan antara Kemensos dengan Dirut Perum Bulog, jika ditemukan beras di bawah standar harus segera dikembalikan ke gudang Bulog karena akan dilakukan pemusnahan,” katanya.
Pengecekan raskin di gudang Bulog, bisa dilakukan oleh Tim koordinasi (Tikor) raskin di daerah masing-masing. Sekalian mengirimkan SPA juga bisa dilakukan pengecekan kualitas raskin, yang akan didistribusikan ke daerahnya.
“Kepala daerah dan Tikor raskin, bisa melakukan pengecekan di gudang Bulog, terkait kelayakan dan kualitas raskin sebelum dikirim ke daerahnya. Sebab, kalau dicek di titik bagi membutuhkan waktu dan biaya yang tidak murah,” katanya.
Penerima raskin, merupakan pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) berjumlah 15,5 juta, dan untuk tahun ini ditambah 840.000. Selain itu, KKS bisa multifungsi, seperti membeli solar, pupuk, gas elpji 3 kilogram semuanya bersubsidi, serta gratis sertifikat tanah.
“KKS yang diterima nelayan bisa untuk membeli solar bersubsidi, petani beli bisa membeli pupuk bersubsidi, gas elpji 3 kilogram, serta bagi warga miskin yang belum bersertifikat, bisa mendapatkan sertifikat gratis dari Badan Pertanahan Nasional (BPN),” katanya. (kemsos.go.id)
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...