Menteri Basuki Ingin Lebih Banyak Kota Hijau di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa konsep kota pintar sebenarnya hanya salah satu dari konsep kecil kota dambaan di Indonesia, karena kota sesungguhnya yang ingin dia lihat adalah konsep green city (kota hijau).
“Beberapa tahun belakangan ini saya banyak mendengar konsep tentang pengelolaan kota ada yang namanya eco city, green city, smart city, dan lain-lain permasalahannya adalah how to manage city, sehingga tercapai konsep pengelolaan kota yang ideal,” kata Basuki saat hadir sebagai pemateri pada pada saat menjadi pemateri di Peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (24/3).
Basuki mengemukakan kementerian yang dia pimpin saat ini mengembangkan green city dengan dua kota sebagai pilot project yakni Palu dan Probolinggo. Green City tidak hanya mengubah masyarakat yang memelihara infrastruktur dengan baik namun memiliki kesadaran tentang ruang terbuka hijau.
“Open space saat ini kalau bisa di kota-kota besar di Indonesia kalau bisa harus ada 35 persen ruang terbuka hijau kalau bisa ada kantor-kantor kecamatan yang memiliki grand design tentang open space pengaturan perumahan dari yang menggunakan desain horisontal sekarang ke vertikal. Kita lihat sekarang di Surabaya meningkat lebih dari 45 persen pembangunan rumah berkonsep vertikal,” Basuki menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi menyebut, Indeks Kota Cerdas berkaitan dengan penerapan teknologi, tata kelola dan manusia yang satu sama lain saling mendukung.
Dalam praktiknya, pencapaian kota cerdas perlu melibatkan kesediaan pemerintah, komunitas dan masyarakat dalam memulai penelitian kota cerdas secara bersama-sama. "Ini semoga dapat jadi langkah awal menciptakan kota yang sehat, bebas macet dan berdaya saing tinggi," kata Kadarsah.
Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Hendi Prio Santoso mengungkapkan, dengan adanya indeks kota cerdas, pemerintah diharapkan segera melanjutkan realisasi konektivitas energi gas agar sentra industri yang ada di kota menjadi lebih maju. "Gas bumi adalah produk kita sendiri yang harus didukung, selain itu, konversi dari minyak ke gas karena ia energi yang ramah lingkungan," kata dia.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...