Menteri BUMN: Stop Impor Beras Nasional
TULUNGAGUNG, SATUHARAPAN.COM - Menteri BUMN Dahlan Iskan berkomitmen mendukung penuh segala upaya pemerintah dalam menciptakan swasembada beras nasional, dan menghentikan seluruh impor bahan pokok makanan itu dari luar negeri, khususnya Thailand.
"Meski ini wilayah Kementrian Pertanian, kami dari Kementrian BUMN berkomitmen untuk membantu usaha baik pemerintah tersebut melalui BUMN maupun perusahaan umum milik negara yang berkompeten dengan isu ini," ujar Dahlan Iskan di Tulungagung, Senin (27/1).
Dalam kesempatan tersebut, Dahlan bersama jajaran Dirut BUMN dan Bupati Tulungagung Sahri Mulyo sempat melakukan penanaman simbolis bibit padi dalam ujicoba "Program Integrasi Agribisnis Abadi" di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Pakel.
Dahlan yang tampil flamboyan dengan mengenakan celana klor petani warna hitam ("celana bumbung"), sempat beberapa kali melontarkan seloroh yang mengundang gelak tawa para tamu dan petani di sekitarnya.
Ia juga mempertahankan celana bumbungnya tersebut tetap dipakai saat sesi acara dialog dengan puluhan kelompok tani, tak jauh dari lokasi penanaman bibit padi.
Tidak tanggung-tanggung, selain menghadirkan sejumlah petinggi Bulog di Jatim, Dahlan juga menyertakan jajaran direktur lima lembaga BUMN yang mengurusi pupuk dan tergabung dalam Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).
Isu penyediaan pupuk bersubsidi (organik maupun anorganik) serta benih padi menjadi prioritas Dahlan Iskan melalui kementerian yang dipimpinnya untuk terus mendorong peningkatan produksi padi secara nasional.
Melalui program gerakan peningkatan produktivitas pangan berbasis korporasi (GP3K), kata Dahlan, petani diberi stimulan untuk mendapat fasilitas pupuk bersubsidi serta bantuan benih yang akan dibayar setelah panen (yarnen).
"Kita semua harusnya malu menjadi negara agraris tetapi selama ini masih saja mengimpor beras dari Thailand," cetusnya.
Selain menggerakkan "gerbong" perusahaan pupuk di bawah Kementrian BUMN, Dahlan menyampaikan juga terus mendorong optimalisasi peran Perum Bulog.
Pada tahun awal kepempinannya di Kementrian BUMN tahun 2012, Dahlan mengklaim telah berhasil melecut Bulog untuk penyediaan beras nasional hingga mendekati angka 2,1 juta ton per tahun atau sedikit di bawah target swasembada beras.
Namun pada tahun berikutnya (2013), Dahlan menyebut swasembada beras berhasil dicapai berkat kemampuan Bulog dalam melakukan pengadaan ketersediaan beras hingga 2,5 juta ton lebih per tahun.
Kementerian BUMN mewajibkan Perum Bulog melakukan pengadaan beras secara besar-besaran dengan menyerap semaksimal mungkin hasil produksi petani lokal, termasuk pada tahun 2014 ini maupun di tahun-tahun selanjutnya.
"Kami berharap tahun ini prestasi ini bisa dipertahankan, bahkan kalau perlu ditingkatkan. Biar pemerintah Thailand yang selama ini mengekspor beras ke Indonesia kecele," selorohnya disambut tepuk tangan ratusan undangan yang hadir dalam acara peresmian tersebut.
Dahlan Iskan menambahkan, dalam program gerakan peningkatan produktivitas pangan berbasis korporasi tersebut pihaknya juga membentuk brigade anti hama yang dikendalikan langsung oleh masing-masing perusahaan pupuk.
Selain mempertahankan kemampuan swasembada beras, Kementrian Pertanian RI tahun ini mematok target surplus beras sebesar 10 juta ton hingga akhir 2014.
Optimisme ini mengacu pada kebutuhan beras untuk konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia yang mencapai 33 juta ton per tahun, sementara produktivitas padi/beras per tahun lebih dari 34 juta ton.
Target surplus 10 juta ton pada akhir 2014 tersebut, menurut Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, adalah kondisi maksimal yang ingin dicapai pemerintah, mengacu kondisi Bulog saat ini yang justru kewalahan dengan cadangan berasnya di gudang-gudang yang melimpah. (Ant)
Enam Manfaat Minum Air Putih Usai Bangun Tidur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terdapat waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk me...