Menteri Ekonomi: Jerman Menuju Krisis Gas Akibat Kurang Pasokan dari Rusia
BERLIN, SATUHARAPAN.COM-Jerman sedang menuju kekurangan gas, jika pasokan gas Rusia tetap rendah seperti sekarang, dan industri tertentu harus ditutup jika tidak cukup ketika musim dingin tiba, kata Menteri Ekonomi, Robert Habeck, kepada majalah Der Spiegel.
“Perusahaan harus menghentikan produksi, memberhentikan pekerja mereka, rantai pasokan akan runtuh, orang akan berhutang untuk membayar tagihan pemanas mereka, bahwa orang akan menjadi lebih miskin,” kata Habeck kepada Der Spiegelpada hari Jumat (24/6).Dia mengatakan itu adalah bagian dari strategi Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk memecah belah negara.
Ini adalah “tempat berkembang biak terbaik bagi populisme, yang dimaksudkan untuk melemahkan demokrasi liberal kita dari dalam,” kata Habeck, seraya menambahkan bahwa rencana Putin tidak boleh dibiarkan berhasil.
Habeck mengulurkan prospek bantuan lebih lanjut bagi perusahaan dan orang-orang yang terkena dampak kekurangan gas, tetapi memperingatkan bahwa tidak mungkin untuk mengatasi semua efeknya, lapor Der Spiegel.
Konsumen dapat melihat dua kali lipat atau tiga kali lipat dari biaya energi mereka, yang dalam beberapa kasus sudah mencapai antara 30 persen dan 80 persen lebih tinggi, karena kenaikan harga dari musim gugur lalu, kata Klaus Mueller, kepala regulator jaringan Bundesnetzagentur Jerman, mengatakan kepada penyiar ARD pada hari Jumat (24/6).
Regulator telah mempertimbangkan berbagai skenario, kata Mueller, dan kebanyakan dari mereka “tidak cantik dan berarti terlalu sedikit gas di akhir musim dingin atau situasi yang sudah sangat sulit di musim gugur atau musim dingin.”
Jerman memicu Fase 2 dari tiga rencana gas daruratnya pada hari Kamis, yang dimulai ketika pemerintah melihat risiko tinggi kekurangan pasokan gas jangka panjang.
Tindakan tersebut merupakan eskalasi terbaru dalam kebuntuan antara Eropa dan Moskow sejak invasi Rusia ke Ukraina yang telah mengekspos ketergantungan blok tersebut pada pasokan gas Rusia dan memicu pencarian sumber energi alternatif dengan panik.
Namun, Jerman tidak mengizinkan utilitas untuk meneruskan biaya energi yang melonjak kepada pelanggan di ekonomi terbesar Eropa. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...