Menteri Energi Thailand: Masalah Infrastruktur Bukan Hanya Pembiayaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pembangunan dan penekanan pada sektor infrastruktur tidak hanya terjadi di Indonesia, karena saat ini juga dikerjakan oleh beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
“Jika saya ditanya tentang pembiayaan, maka masalahnya bukan uang. Buat saya uang adalah hal mudah, tetapi yang penting adalah projeknya dan implementasi adalah yang rutin,” kata Menteri Energi Thailand, Narongchai Akrasanee, dalam salah satu sesi World Economic Forum berjudul Pumping Asia's Infrastructure Pipeline, yang berlangsung di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (21/4).
Bertindak selaku moderator adalah jurnalis senior, Desi Anwar. Dia mengawali sesi diskusi tentang infrastruktur tersebut dengan mengemukakan bahwa beberapa negara Asia saat ini bersiap menjadi new emerging forces (negara dengan kekuatan baru) dan membutuhkan lebih dari 50 miliar dolar untuk membangun infrastruktur.
“Saat ini tidak hanya Indonesia, dan Indonesia harus benar-benar mengurus infrastruktur tidak hanya dengan besarnya angka atau nominal tetapi juga dengan pendekatan sosial dan ekonomi yang tepat,” kata Desi.
Narongchai menjelaskan bahwa dia dahulu sebelum menjadi Menteri Energi Thailand adalah orang yang berlatar belakang bisnis, namun dia tidak menyebut dana tersebut akan dia hambur-hamburkan. Yang dilakukan oleh pemerintahannya adalah menabung dana tersebut di Bank Infrastruktur Asia. “Saat ini tidak hanya permasalahan dalam infrastruktur tidak hanya pembiayaan tetapi pengerjaan infarstruktur tersebut harus dilakukan dalam jangka panjang, dan akan digunakan dalam waktu yang cukup lama,” kata Narongchai.
Dalam kesempatan yang sama hadir Samir Brikho, Chief Executive Officer, Amec Foster Wheeler perusahaan korporasi berbasis di Inggris Raya, Wishnu Wardhana, Presiden Direktur Indika Energy, Eddy Setiawan Presiden The Dow Chemical Company Wilayah Asia Tenggara, dan Yasuo Watanabe Kepala , John Kurtz Global Head Client Service Asia, A.T. Kearney,dan Yasuo Tanabe Wakil Presiden Hitachi.
Narongchai berharap salah satu faktor penting dalam pembangunan infrastruktur yakni politik jangan mempengaruhi projek jangka panjang infrastruktur, karena saat ada pergolakan politik masyarakat tidak lagi sepenuhnya tulus mendukung proses politik dalam pemerintah. “Anda semua tentu ingat apa yang terjadi dengan revolusi di Thailand beberapa waktu lalu, dan kepercayaan masyarakat luntur terhadap pemerintah dan krisis kepercayaan dari investor ini sangat menyedihkan karena sama sekali tidak dapat ditanggulangi begitu saja,” Narongchai menambahkan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...