Menteri Rini Targetkan BUMN Produksi Gula 2,55 Juta Ton 2019
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno menargetkan pada 2019 mendatang Indonesia akan dapat memproduksi 2,55 juta ton gula setiap bulan.
“Target kami di 2019, PG (Perusahaan Gula) dari BUMN ini bersama dengan perkebunan tebu petani rakyat, kita dapat memproduksi 2,55 juta ton gula, nah dengan perkiraan hasil ini yang tentunya dapat meningkatkan pendapatan para petani,” kata Rini saat memberi penjelasan di hadapan para anggota Komisi VI DPR RI, di Gedung Nusantara I, Jakarta, Senin (6/4).
Rini menjelaskan, sebelum DPR menjalani masa reses beberapa waktu lalu, telah diputuskan adanya beberapa BUMN yang mendapat Penyertaan Modal Negara, termasuk PG BUMN.
“Pada APBN-P (Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan) 2015 yang baru lalu, perkebunan PTPN (PT Perkebunan Nusantara) III mendapat PMN (Penyertaan Modal Negara) sebesar Rp 3,5 triliun yang sepenuhnya untuk revitalisasi gula,” kata Rini.
Rini menjelaskan bahwa saat ini di BUMN ada 50 pabrik gula yang mendapat bahan baku dari tebu rakyat.“Pada saat sekarang produksi kami ada 1,5 juta ton TCD (Tons Of Cane Per Day) yang memang dari 50 pabrik gula tersebut ada kira-kira 14 pabrik gula yang kapasitasnya di bawah 20.000 TCD oleh karena itu program kami menjadi 40.000 TCD,” Rini menambahkan.
Rini menyetujui dalam kesempatan yang sama bahwa para menteri di bidang ekonomi merumuskan tentang gula nasional yakni dengan kebijakan “on farm” yakni mengutamakan pemberdayaan bagi para petani tebu.“Untuk hal ini kami telah koordinasikan dan kerja sama dengan Kementan (Kementerian Pertanian), kami kerja sama dengan kementan untuk mendapat bibit unggul,” Rini menjelaskan.
Beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Mojokerto, Jawa Timur dia menginstruksikan industri gula di Indonesia melakukan diversifikasi Industri. Rini menjelaskan bahwa BUMN pergulaan juga memfokuskan produk turunan tebu lainnya yakni bioetanol, listrik berbasis ampas tebu dan pupuk.
"Dengan demikian, petani bisa juga menikmati nilai tambah. Selama ini, petani hanya mendapatkan penghasilan dari bagi hasil gula dan penjualan tetes tebu," kata Rini. Namun, dengan adanya pabrik yang terintegrasi dengan produksi produk turunan tebu non-gula, lanjut Rini, petani juga bisa mendapatkan tambahan pendapatan.
"Fokus kita sekarang adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani," tambah Rini.Kegiatan blusukan Menteri BUMN ke PG Gempolkrep bertujuan mengumpulkan informasi yang komprehensif tentang pabrik gula, seiring lesunya industri gula dalam beberapa tahun terakhir.
Rini menjelaskan dari pemberdayaan petani tebu pihaknya meninginkan peningkatan produksi panen yang ada. "Kami juga ingin menginginkan produksi di sektor perkebunan, terutama dari petani tebu yang saat ini kira 7,5 ton per hektar menjadi 10 ton per hektar,” Rini mengakhiri penjelasannya.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...