Menteri Susi Ingin Inovasi Perikanan Tidak Tumpang Tindih

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan agar inovasi perikanan secara online yang telah dibuat oleh beberapa periset dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) tidak tumpang tindih sehingga pemakaiannya bisa lebih efisien.

“Inovasi-inovasi baru juga selayaknya tidak menjadi tumpang tindih. Sekadar saran, Pak Poernomo tadi ada e-log book ada e-observer kenapa tidak satu saja e-log book dan e-observer digabung? Karena observer juga bagian dari e-log book,” kata Susi kepada Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo di Gedung Mina Bahari III Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Selasa (8/11).

“Jadi saya pikir e-log tadi dan e-observer bisa dijadikan satu supaya lebih efisien dan sufisien. Itu sekadar masukan saja dan saya yakin tidak mengurangi inovasi itu sendiri nanti pada aplikasinya itu jadi lebih ringkas.”

Selain itu, Susi juga memberi usul agar pihak Kementerian tidak lagi menggunakan kata pemberdayaan, pengembangan atau pembangunan dalam setiap presentasi untuk mengembangkan program-program KKP.

“Saya ingin mengganti (kata-kata itu) menjadi mendirikan, membuat, membeli untuk, membayar untuk. Tidak boleh ada lagi bahasa yang tidak konkret. Ini inovasi Susi Pudjiastuti supaya lebih applicable dan sufisien.”

Misalnya, kata dia, tidak ada lagi upaya pemberdayaan nelayan tangkap. Pemberdayaan di sini harus diperjelas dengan tindakan yang konkret seperti membeli kapal untuk nelayan atau membeli jaring. Jadi, tidak ada lagi pemberdayaan-pemberdayaan.

“Mohon inovasi saya diusulkan kepada Menteri Keuangan dan Bappenas supaya kita bisa berbicara dengan applicable, sufisien dan efisien,” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari