Menteri Susi Janji Tenggelamkan Kapal di Leihitu
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti berjanji akan menenggelamkan dua kapal penangkap ikan asing di perairan sekitar Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah untuk dijadikan rumpon atau rumah ikan.
"Akan lebih baik jika saya tenggelamkan dua kapal ikan asing berukuran besar disini untuk dijadikan rumpon sehingga ikan akan bertambah banyak dan masyarakat lebih mudah menangkap," kata Menteri Susi saat bertemu dan bertatap muka dengan warga Negeri Mamala dan Morela, Kecamatan Salahutu, hari Jumat (16/12).
Menurutnya, masih banyak kapal ikan milik pihak asing yang ditangkap dan belum dimusnahkan, sehingga akan segera berkoordinasi untuk menenggelamkan dua kapal di perairan Leihitu yang berhadapan langsung dengan Laut Banda dan Laut Seram.
"Kalau rumah ikannya sudah ada, maka ikan akan semakin banyak dan warga Mamala-Morela tidak perlu melaut jauh dari desanya untuk menangkap ikan," ujarnya.
Menteri Susi memanfaatkan kunjungannya bersama sejumlah Dirjen KKP untuk bertanya kepada warga setempat apakah ikan di perairan sekitar desa mereka saat ini sudah banyak dan perkembangan hasil tangkapan mereka setiap saat.
"Apakah ikan disini (perairan Leihitu) sudah banyak lagi," ujar Susi dan dijawab oleh warga Mamala yang umumnya ibu rumah tangga bahwa ikan semakin banyak dan hasil tangkapan mulai melimpah.
Susi juga meminta masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan perairan desa mereka sehingga tidak rusak, di samping melaporkan berbagai tindakan penangkapan ikan yang dilakukan dengan cara-cara yang merusak seperti menggunakan bom maupun jaring pukat harimau.
"Jangan menangkap ikan dengan peralatan yang tidak ramah lingkungan karena dampaknya habitat biota laut menjadi rusak. Awasi betul kelestarian laut dan perairan. Jika ada yang menangkap ikan dengan bom atau kapal ikan asing yang beroperasi menangkap ikan, segera laporkan kepada saya," sehingga dapat segera ditindak.
Bila perlu menurut Menteri Susi, warga secara beramai-ramai dibawah pimpinan Bapa Raja, menggunakan perahu dan kapal-kapal kecil mengejar kapalnya dan dibakar saja.
"Warga dibawah kepemimpinan Bapa Raja kejar kapalnya dan bakar saja, sehingga jera, karena mereka menguras seluruh potensi dan sumber daya perikanan serta merusak ekosistem dan habitat ikan," katanya.
Dia juga menegaskan akan mengalokasikan banyak bantuan untuk memberdayakan masyarakat di dua desa bertetangga tersebut, asalkan masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai nelayan dan petani kebun tersebut tidak bertikai lagi dan hidup rukun.
"Jika warga Mamala dan Morela hidup rukun saya janji tahun depan akan berkunjung kembali dan memberikan bantuan yang lebih banyak," ujar Susi yang baru saja mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...