Menteri Susi: Jepang Kembangkan Teknologi Laut Dalam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan Jepang berencana mengembangkan proyek teknologi "deep sea water" (laut dalam), guna menghasilkan energi baru terbarukan dan mengalirkan listrik di pulau-pulau kecil Republik Indonesia.
"Teknologi ini rencananya akan dikembangkan di Pulau Morotai (Maluku Utara), sebagai salah satu dari 12 lokasi SKPT (Sentra Kelautan Perikanan Terpadu)," kata Susi di Jakarta, Jumat (11/12).
Menteri Susi mengatakan, Pemerintah Jepang melalui pihak kedutaan besarnya di Indonesia telah menawarkan proyek teknologi laut dalam itu kepada KKP, dalam pertemuan terbatas dengan jajaran pemimpin KKP, 8 Desember 2016.
Penawaran tersebut disambut baik Menteri Kelautan dan Perikanan. Namun, katanya, proyek dalam bentuk hibah itu juga dinilai perlu melalui proses seleksi yang cukup ketat, dari seluruh negara yang juga berminat pada teknologi tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Bramantyo Satyamurti Poewardi mengatakan, Jepang menawarkan pengembangan energi baru terbarukan melalui teknologi laut dalam untuk mengalirkan listrik di pulau kecil dan terluar Indonesia.
Dia menambahkan, teknologi laut dalam menggunakan air dingin dari dalam laut yang didorong ke atas. Perbedaan temperatur yang diangkat ke atas akan menjadi daya listrik.
Selain itu, kata dia, air laut dalam yang dikeluarkan dapat dimanfaatkan untuk budi daya ikan tuna.
Untuk saat ini, teknologi tersebut merupakan kerja sama pemerintah dengan pemerintah antara Indonesia dan Jepang.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, berharap proyek ini akan dimenangkan oleh Indonesia sehingga dapat mengundang investor masuk.
Sebagaimana diwartakan, Jepang dilaporkan ingin menggencarkan investasi di sektor kelautan, dan perikanan di Indonesia, seperti adanya rencana untuk menjajaki industri pembesaran komoditas tuna dan pabrik pengolahan di sejumlah daerah.
Susi mengatakan, pihaknya juga memiliki program Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT), guna menarik investasi di sejumlah lokasi, sebagai upaya mengoptimalkan potensi bisnis di daerah tersebut yang digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyepakati komitmen dengan perbankan dari Jepang, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), untuk saling mendukung dalam mempromosikan dan meningkatkan kegiatan investasi di Indonesia.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, salah satu alasan penandatanganan komitmen ini adalah karena Indonesia merupakan salah satu daerah menarik bagi investasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran lima persen, meski menghadapi perlambatan ekonomi global.
Sebagaimana diketahui, jumlah realisasi investasi Jepang secara keseluruhan (di semua sektor perekonomian) pada periode Januari-September 2016 mencapai 4,4 miliar dolar AS dengan 2.122 proyek.
Posisi tersebut, menempatkan Jepang berada dalam posisi kedua teratas dari daftar peringkat negara sumber investasi yang masuk ke Indonesia di bawah Singapura yang memimpin dengan jumlah investasi mencapai 7,12 miliar dolar AS.(Ant)
Editor : Sotyati
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...