Menunggu Kelahiran Penyerang Baru
Jelang Pertandingan Jerman vs Swedia
SATUHARAPAN.COM - Pertandingan pertama fase grup PD 2018 banyak diwarna kejutan. Tim-tim unggulan banyak tampil tidak dalam performa terbaiknya. Argentina ditahan Eslandia, Brasil ditahan kesebelasan Swiss, Prancis yang harus bekerja keras mengalahkan Australia, penampilan Spanyol dan Portugal, kekalahan tim yang difavoritkan jadi juara Jerman dari Meksiko, serta kemenangan tim Singa Terangga Senegal atas Polandia.
Kekalahan Jerman atas Meksiko tentu menyisakan pekerjaan berat bagi pelatih Low setelah dalam berbagai pertandingan persiapan jelang Piala Dunia kesebelasan Jerman tidak kunjung menunjukkan tren positif. Dua pertandingan yang harus dijalani Jerman bukanlah pertandingan gampang. Sekali saja bermain imbang, Low siap-siap menyusul Spanyol yang tersingkir pada fase grup pada PD 2014 meskipun datang sebagai juara bertahan.
Bagi Swedia pertemuan ini cukup krusial karena kekalahan akan menipiskan peluang lolos dari fase grup meskipun pada pertandingan pertama mereka mampu meraih poin maksimal saat mengalahkan Korea Selatan.
Sementara bagi kesebelasan Jerman hasil imbang atau kekalahan akan langsung mengubur peluang mereka lolos ke babak berikutnya setelah pada pertandingan pertama.
Pertemuan kesebelasan timnas Jerman dan Swedia di ajang resmi dan persahabatan sejak tahun 1911 telah berlangsung sebanyak tiga puluh enam dengan hasil yang relatif imbang. Jerman memenangi 15 pertandingan sementara Swedia memenangi 13 pertandingan. Selebihnya delapan pertandingan berakhir imbang.
Di ajang Piala Dunia kedua kesebelasan terakhir bertemu di babak 16 besar Piala Dunia 2006 saat Jerman menjadi tuan rumah. Jerman menyingkirkan Swedia dengan dua gol yang dicetak Lukas Podolski, sementara pada Piala Eropa 1992 saat Swedia menjadi tuan rumah justru dikalahkan Jerman dengan skor 3-2 di babak semifinal. Pertemuan keduanya akan tersaji dalam permainan tempo tinggi: Jerman yang berevolusi menjadi tim atraktif dengan pemain-pemain muda melawan tim Vikinh blue-yellow yang tak mengenal menyerah hingga peluit terakhir dibunyikan.
Jerman yang menjadi juara pada PD 2014 menjalani babak kualifikasi zona Eropa satu grup dengan kesebelasan Swedia. Pertandingan tandang yang berakhir dengan kemenangan bagi Jerman menjadi perjumpaan yang ke-36 kedua kesebelasan. Catatan pertemuan kedua kesebelasan relatif imbang dimana Jerman memenangi 15 pertandingan, sementara Swedia memenangi 13 pertandingan. Sisanya delapan pertandingan berakhir imbang.
Timnas Swedia datang ke Rusia praktis dengan skuad tambal sulam sisa-sisa Piala Eropa 2016. Tidak ada perubahan yang cukup berarti selain posisi penyerang tengah yang kosong sejak ditinggalkan Ibrahimovich yang gantung sepatu sejak kegagalan Swedia di Piala Eropa 2016. Meskipun sudah tidak dalam usia emasnya, keputusan Ibrahimovich sedikit banyak berpengatuh pada daya dobrak Swedia.
Jerman datang ke PD 2018 dengan kepercayaan diri yang tinggi meskipun mereka gagal menyandingkan trofi Piala Dunia dengan Piala Eropa 2016. Langkah pelatih Low yang meremajakan tim yang sudah establish terus dilakukan. Bisa dibayangkan bagaimana ketatnya persaingan menembus tim inti Die Mannschaft sehingga gelandang serang muda yang bersinar di Manchester City pun Leroy Sane terpaksa harus mengubur mimpinya tampil di Rusia. Tidak terkecuali pahlawan Jerman di PD 2014 Mario Gotze pun tergusur dari langganan tim Jerman.
Meski begitu, Jerman masih dipenuhi dengan talenta-talenta muda yang tidak kalah menjanjikan. Piala Konfederasi 2017 menjadi ajang pembuktian mereka. Dengan skuad muda yang dimotori Goretska dan Timo Werner mereka memboyong trofi Piala Federasi dari Rusia. Dengan semangat yang sama tentunya mereka akan semakin berbahaya dan berpeluang membuat kejutan di PD 2018.
Pertempuran pemain muda tengah-depan Jerman dengan gelandang Swedia yang diorganisir Ekdal-Hiljemark akan menawarkan permainan dalam tempo tinggi. Kemampuan penetrasi gelandang kedua kesebelasan dengan seringnya bertemu akan lebih banyak ditentukan pada strategi pelatih dan mental pemain.
Secara kulitas permainan, skill individu pemain Jerman di semua lini relatif lebih unggul dibanding Swedia. Untuk sekedar menutup pergerakan gelandang muda-senior Jerman, gelandang Swedia Durmaz, Larsson, Ekdal, Hiljemark harus lebih banyak disiplin menjaga wilayahnya. Barisan pengatur serangan Ozil-Gundogan-Draxler memiliki kreativitas yang bisa saling mengisi. Ditambah dengan gelandang elegan Kroos yang kerap tampil dengan dingin, Jerman saat ini adalah salah satu kesebelasan dengan daya serang yang menakutkan.
Taktik-strategi yang dikembangkan Low sejak 2006 membuat kesebelasan Jerman mengalami sebuah revolusi dari tim yang lambat panas menjadi tim yang kerap meledak sejak menit awal. Meski begitu satu hal yang tidak pernah tergantikan adalah peran libero. Posisi ini bisa dimainkan dengan baik oleh Boateng, Hummels, dan juga penjaga gawang Neuer. Meskipun begitu, libero terbaik masih ditempati oleh gelandang yang merumput di klub Juventus, Sami Khedira. Permasalahan yang kerap dihadapi Khedira adalah cedera yang menghantuinya.
Jika Khedira dalam performa terbaiknya, untuk sekedar lolos dari fase grup F bukan masalah bagi Jerman. Perlahan-lahan posisi libero itupun semakin baik diperankan oleh pemain muda Joshua Kimmich. Bisa dibayangkan memiliki banyak libero yang menjadi nyawa kesebelasan, wajar jika ditakuti Jerman kesebelasan manapun. Setidaknya, Kimmich sudah mulai bisa menggantikan posisi yang ditinggalkan Philip Lahm seusai mereka memenangi trofi PD 2014.
Yang mungkin agak meresahkan adalah tidak adanya penyerang murni sejak Klose pensiun menjadi pekerjaan tersendiri bagi Low. Meskipun dipenuhi dengan gelandang serang yang memiliki kemampuan mencetak dari lini kedua, kehadiran penyerang murni tetap diperlukan untuk lebih mempertajam lini depannya. Terbukti pada saat menghadapi Meksiko di pertandingan pertama fase grup F, menguasai pertandingan sejak menit awal hingga akhir mereka justru mereka harus menerima kenyataan dijungkalkan Meksiko.
Setelah Piala Konfederasi 2017, PD 2018 akan menjadi pintu awal bagi penyerang masa depan Jerman Timo Werner. Yang diperlukan bagi Werner adalah konsistensi permainan agar bisa melangkah lebih tinggi. Dan di barisan gelandang Jerman Werner mendapat support untuk mewujudkan mimpinya.
Jadwal pertandingan
Pertemuan kesebelasan Jerman melawan Swedia pada fase grup F akan berlangsung di Stadion Fisht, Sochi, Sabtu (23/6) pukul 21.00 waktu setempat atau Minggu (24/6) pukul 01.00 WIB.
Perkiraan susunan pemain:
Jerman (4-2-3-1) : Manuel Neuer (gk), Kimmich, Boateng, Rudiger/Hummels, Marvin Plattenhardt, Khedira/Gundogan, Ozil, Gorretska, Kroos/Draxler, Rudy, Reuz/Werner. | pelatih: Joachim Low
Swedia (4-4-2): Karl-Johan Johnsson (gk) Victor Lindelof, Pontus Jansson, Martin Olsson, Ludwig Augustinsson, Durmaz, Larsson, Ekdal, Hiljemark, Guidetti, Thelin. | pelatih: Janne Andersson
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...