Menyongsong 67 Tahun: Bangga Jadi Lulusan Penabur
SATUHARAPAN.COM – Siapa tak bangga jadi lulusan sekolah yang memiliki citra sebagai sekolah anak-anak pintar. Tak terkecuali Vania Kezia, lulusan SMAK Penabur Harapan Indah, yang saat ini sedang menjalani pendidikan profesi dokter.
“Pasti bangga selama menjadi murid di Penabur,” kata Vania, dalam percakapan melalui media sosial, Jumat (14/7). Kebanggaan itu bahkan terbawa sampai ia menamatkan pelajaran di sekolah lanjutan atas dan kemudian melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida).
“Bangga pastinya, bukan hanya karena banyak yang kenal sekolah Penabur, juga karena kualitas pendidikannya sudah tidak diragukan lagi,” ia menambahkan.
Dengan moto “iman, ilmu, dan pelayanan”, siswa-siswi dan lulusan BPK Penabur diharapkan tidak saja pandai dalam ilmu. Siswa-siswi dan lulusan juga diharapkan mempunyai dan dilengkapi dengan iman yang teguh dan jiwa pelayanan. Moto itu “diciptakan” agar menjadi budaya kerja (way of life) di lingkungan BPK Penabur.
Bagi Vania, dididik dengan moto “iman, ilmu, dan pelayanan”, seperti mengakuannya, benar-benar membuatnya selalu termotivasi dan merasa “diingatkan” bahwa dalam menjalani kehidupan ia harus memiliki iman yang kuat. “Saya merasakan manfaatnya dalam kehidupan saya sampai sekarang,” kata Vania, yang saat ini sedang ditugaskan di salah satu puskesmas di Karawang.
Ia juga terpacu untuk selalu memiliki ilmu yang baik dan bermutu, terutama dalam profesi yang sedang ia jalani sekarang. Dengan ilmu yang bermutu, ia belajar bertanggung jawab terhadap orang lain. “Setelah itu, cara saya menyalurkan keilmuan, tentu dengan pelayanan terhadap orang-orang di sekitar saya,” kata Vania, yang berpandangan ilmu haruslah dibagikan kepada orang lain, tidak untuk disimpan sendiri.
Vania bersyukur selama bersekolah di Penabur banyak bertemu orang-orang yang ia sebut luar biasa. Bukan hanya pengajar yang luar biasa, yang banyak menginspirasi dia, namun juga teman-teman yang saling mendukung, “Bahkan sampai sekarang.”
Vania mengakui, awalnya tidak mudah mengejar ritme belajar di Penabur, yang, meminjam istilahnya, super “gak kasih kendor”. Ulangan, pekerjaan rumah, dan tugas setiap hari, tak jarang membuat stres. “Tetapi setelah melaluinya, saya malah bersyukur karena setelah lulus dan masuk bangku perkuliahan, dengan ritme kerja seperti itu saya sudah tidak kaget,” katanya.
Ia juga merasa lebih siap dan lebih bertanggung jawab terhadap tugas-tugas. “Lagi pula masa-masa itu ngangenin, karena biasanya sekelas akan kompak bareng-bareng ngerjain tugas dan ulangan yang setiap hari itu,” ia mengenang.
Selain itu, selama bersekolah di Penabur, dengan berbagai kegiatan dan ekskul yang banyak dan bervariasi, ia bisa menyalurkan kemampuan dan minat.
“Yang pasti saya senang sekali bisa bersekolah di Penabur. Suatu pengalaman yang sangat berharga,” tuturnya.
Moto “Iman, Ilmu dan Pelayanan” Baru Muncul Sekitar Tahun 1980-an
Moto “iman, ilmu, dan pelayanan”, mengutip dari buku Sejarah dan Perkembangan BPK Penabur 1950-2010, muncul sekitar tahun 1980-an. Moto itu muncul dari hasil sayembara yang diselenggarakan oleh BPK Djabar (nama BPK Penabur waktu itu), pada tahun 1980.
Dari 103 buah usulan yang masuk, ternyata tak satu pun moto yang keluar sebagai pemenang sayembara. Namun, ada salah satu moto yang mendekati harapan,yakni “iman, ilmu, dan pengabdian”, yang dikirimkan oleh Svatyariania Padjarkasih, seorang siswa.
Dalam persidangan pleno di Bina Warga pada 19-22 November 1984, diputuskan untuk mengubah “iman, ilmu, dan pengabdian”,menjadi “iman, ilmu,dan pelayanan” sebagai moto BPK Djabar, sampai saat ini.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan adanya visi dan misi BPK Penabur agar segala aktivtas dapat lebih terarah dan terukur, dirasakan kian perlu, sehingga pada tahun 1991 dan 1992 diadakan lokakarya tentang perencanaan strategis yang dimantapkan dengan pendalaman moto “iman, ilmu, dan pelayanan” pada 1991 dan 1994.
Pada bulan September 1994 diadakan pertemuan dengan BPMK/BPMS GKI Jabar, dengan salah satu agenda merumuskan visi dan misi BPK Penabur. Rumusan visi dan misi tersebut kemudian dibawa dan disetujui dalam persidangan pleno BPK Penabur pada bulan Oktober 1994. Dalam perkembangannya, moto tersebut terintegrasi dalam N2K (nilai-nilai kristiani) yang dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh di BPK Penabur.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...