Merawat Ciptaan sebagai Wujud Menghargai Karunia Tuhan
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus menyatakan dalam memperingati “World Day of Prayer for the Care of Creation” (Peringatan Hari Doa dan Perawatan Ciptaan Tuhan) umat manusia tidak sekadar diajak berdoa, namun juga melakukan tindakan konkret yakni merawat ciptaan Tuhan sebagai bentuk konkret penghargaan terhadap kebesaran dan karunia Tuhan.
“Saya melihat banyak langkah konkret yang dapat dilakukan setiap individu yang berkaitan dengan kerja sosial,” kata Paus Fransiskus dalam pesan World Day of Prayer for the Care of Creation, seperti diberitakan Catholic News Agency, hari Jumat (2/9).
Dia memberi contoh kerja konkret di tengah-tengah masyarakat yang dapat dilakukan individu antara lain menyediakan rumah sakit untuk orang sakit, dapur umum untuk orang lapar, tempat penampungan untuk tunawisma, sekolah bagi mereka yang membutuhkan pendidikan, pengakuan dosa dan bimbingan rohani bagi mereka yang membutuhkan nasihat dan pengampunan.
Menurut situs resmi World Council of Churches (WCC) atau Dewan Gereja Dunia, oikoumene.org, World Day of Prayer for the Care of Creation berlangsung mulai 1 September sampai 4 Oktober. Gereja Ortodoks merupakan gereja yang pertama kali mencetuskan gerakan ini sejak 1989, namun sejak 2015 Paus Fransiskus menyerukan umat Katolik ikut dalam gerakan ini.
Organisasi keagamaan yang mendukung kegiatan ini antara lain: World Council of Churches (Dewan Gereja Dunia), Anglican Communion Environmental Network (Jaringan Kerja Pengamat Lingkungan Gereja Anglikan), Pope’s Worldwide Prayer Network (Jaringan Doa dari Paus untuk Seluruh Dunia), Global Catholic Climate Movement (Organisasi Katolik Pemerhati Lingkungan), ACT Alliance (organisasi nonpemerintah yang terdiri atas lebih dari 140 gereja dan bertujuan pengentasan kesenjangan sosial).
Paus Fransiskus mengatakan bila melakukan kerja konkret untuk pelayanan harus dilihat sebagai belas kasih Tuhan secara keseluruhan. “Kita melihat objek rahmat Tuhan adalah kehidupan manusia,” kata dia.
Paus Fransiskus memaknai perawatan dari ciptaan Tuhan dapat disebut juga sebagai panggilan untuk berkontemplasi dan mengucap syukur yang memungkinkan manusia menemukan ketenangan dalam kehidupan di dunia.
Dalam pesan tentang “Peringatan Hari Doa dan Perawatan Ciptaan Tuhan” yang berjudul "Tampilkan Rahmat Tuhan dalam Hati Kami” yang terbagi dalam enam poin, Paus Fransiskus mengibaratkan kebutuhan bumi, alam, dan lingkungan sekitar sebagai merawat rumah kita bersama.
Paus Fransiskus menambahkan saat ini Yesus Kristus memberi kita sebuah taman yang berlimpah dengan sumber daya alam, namun manusia mengubahnya menjadi gersang, tandus, dan tercemar oleh kehancuran dan ketamakan manusia.
“Kita harus memiliki kepedulian atau sejenak manusia diajak berkontemplasi mengapa ekosistem di dunia mengalami kerusakan yang sering disebabkan oleh perilaku tidak bertanggung jawab,” kata dia.
Dia mendorong umat Kristiani memeriksa hati dan batin masing-masing dan menggumuli kondisi lingkungan sekitar, karena manusia telah memberikan kontribusi kepada perusakan dan penghancuran ciptaan Yesus Kristus. “Kita semua menghasilkan kerusakan ekologis kecil,” kata dia.
Paus Fransiskus menyarankan setiap manusia yang telah melakukan pemeriksaan hati dan batin dapat melakukan evaluasi diri atau secara konkret menjalani Sakramen Pengakuan Dosa kepada Yesus Kristus. “Kita dapat mengaku telah melakukan dosa terhadap Sang Pencipta, terhadap ciptaan, dan kepada sesama kita,” kata dia.
Manusia yang telah menjalani Sakramen Pengakuan Dosa, menurut Paus Fransiskus, kemudian harus berjanji melakukan tindakan konkret antara lain lebih menghormati ciptaan, membatasi jumlah makanan yang dimasak dan dikonsumsi, melakukan penghematan penggunaan air, melakukan daur ulang terhadap sampah yang sudah tidak terpakai, mematikan listrik yang tidak digunakan.
Paus Fransiskus menekankan upaya perawatan ciptaan Tuhan Yesus Kristus juga harus memberikan kontribusi untuk masyarakat sekitar. Namun, yang paling penting, dalam pandangan Paus, yakni kebijakan ekonomi, politik, sosial dan budaya dari setiap pemimpin di dunia seyogianya tidak hanya memikirkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan keuangan atau pemilihan langsung.
“Sebaliknya, pemimpin sebuah negara harus mengarahkan warganya ke perawatan penciptaan umum, yang kmeliputieberlanjutan dan merawat ciptaan,” kata Paus Fransiskus.
Paus menarik kesimpulan walau manusia berbuat kesalahan saat mengelola lingkungan, manusia jangan sampai kehilangan hati dalam mengelola lingkungan. (catholicnewsagency.com/oikoumene.org)
Editor : Sotyati
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...