Merawat Orangtua: Mengembalikan Yang Dia Berikan
SATUHARAPAN.COM Sudah genap dua bulan Bapakku sakit. Terbaring tak berdaya karena usia dan racun tarantula. Dari seorang yang tegar dan patang mengaduh meski derita mendera, mendadak berubah lemah tak berdaya. Dari mandiri dan tak pernah meminta bantuan meski letih dan repot, beliau menjadi amat bergantung kepada yang lain.
Hari-hariku semakin bertambah sibuk. Urusan pekerjaan, keluarga, masyarakat sudah menyita waktu. Kini masih harus berbagi kasih, perhatian, waktu, tenaga dan pikiran untuk orang yang telah menjadi lantaran kehadiranku di dunia ini. Kadang dalam letih beliau bisa marah, kadang emosi meledak tatkala yang diharapkan tak terjadi. Terkadang malam-malam terjaga, minta ini dan itu.
Namun, semua itu membangkitkan kesadaranku. Selama dua bulan ini diri belajar betapa dahulu, manakala aku bayi, kanak-kanak dan juga beranjak dewasa, Bapak memberikan seluruh hidupnya untuk kami anak-anaknya. Dahulu Bapak seolah nggak memikirkan diri sendiri, semuanya demi anak-anak.
Kini semua serbaterbalik, kesempatan itu berubah arah. Aku diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berbakti kepada-Nya dengan merawat orang tua yang memang sedang membutuhkan perhatian tulus dan total.
Ternyata, ada makna indah di balik peristiwa yang mungkin bagi banyak orang merupakan beban. Bagiku ini seperti mengembalikan apa yang pernah beliau berikan selama ini.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...