Mesir Buka Perbatasan dengan Gaza Selama Ramadan
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Presiden Mesir, Abdel-Fattah El-Sisi, memerintahkan agar gerbang perbatasan dengan Jalur Gaza di Rafah dibuka selama bulan Ramadan, yang memungkinkan penduduk bisa menyeberang.
"Saya mengeluarkan arahan kepada aparat terkait untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempertahankan pembukaan penyeberangan perbatasan di Rafah sepanjang bulan suci Ramadan untuk meringankan beban bagi saudara-saudara di Jalur Gaza," kata El-Sisi kata dalam akun Twitter pada Kamis (17/5) malam di Kairo, seperti diberitakan media setempat, Al Ahram.
Pada hari Sabtu pekan lalu, Mesir telah membuka perbatasan untuk lalu lintas kedua arah hanya selama empat hari. Namun pada hari Senin, pihak berwenang memutuskan memperpanjang pembukaan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina, setelah insiden pembunuhan sejumlah warga sipil oleh tentara Israel ketika terjadi protes di Gaza terhadap kepindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Penyeberangan perbatasan Rafah adalah pintu gerbang utama ke dunia luar bagi sekitar 1,8 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, dan merupakan satu-satunya titik persimpangan yang tidak dikontrol oleh Israel. Mesir telah menutup dalam beberapa tahun terakhir, dengan alasan ancaman keamanan.
Gerbang itu menurut catatan Al Arabiya, pernah dibuka selama tiga pekan pada 2013. Pembukaan telah meningkatkan serangan di Semenanjung Sinai, dan menjadi alasan pihak berwenang untuk menutupnya.
Mesir mempunyai hubungan dengan Israel maupun Hamas, penguasa Gaza, yang menjadikan Kairo berperan dalam mengurangi ketegangan antara kedua pihak.
Menurut Al Arabiya, pemimpin Hamas, Ismail Haniya, pada hari Minggu (13/5) melakukan kunjungan singkat ke Mesir. Dia bertemu dengan direktur dinas intelijen negara itu, Abbas Kamel.
Lebih dari satu dekade Israel telah menutup perbatasan di Gaza yang disebutnya perlu untuk mengisolasi Hamas. Dan keduanya telah terlibat dalam tiga perang sejak 2008.
Tetapi para pengeritik berpendapat bahwa itu sama dengan hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza, di mana 47 persen menderita akibat rawan pangan, menurut data-data Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Editor : Sabar Subekti
Tiga Bahasa Daerah Maluku Telah Punah
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Kantor Bahasa Provinsi Maluku menyatakan bahwa tiga dari 70 bahasa daerah y...