Mesir: Ikhwanul Muslimin Qatar di Belakang Bom Gereja Koptik
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Dalam Negeri Mesir menyebutkan organisasi Ikhwanul Muslimin cabang Qatar terlibat dalam pemboman Gereja Santo Petrus di kompleks katedral Gereja Koptik di Kairo, hari Minggu (11/12) yang menewaskan 24 dan melukai 49 orang lainnya. Kebanyakan korban adalah perempuan dan anak-anak.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah Senin (12/12) malam disebutkan pihaknya mengidentifikasi anggota "sel teroris '' yang terlibat dalam pemboman itu. Setelah ditelusuri mengarah pada pemimpina Ikhwanul Muslimin Mesir yang tinggal di Qatar.
Di Mesir, Ikhwanul Muslimin telah dinyatakan sebagai organisasi teroris. Penyelidikan lanjutan, seperti dilaporkan media Mesir, Al Ahram, menunjukkan keterlibatan buronan Mohab Mostafa El-Sayed Kassem, yang dilakangan militan disebut "The Doctor," sebagai orang utama dalam sel teroris itu.
Dalam penggerebegan di tempat persembunyian sel teroris ini di distrik Zeitoun, Kairo, polisi menangkap empat anggota sel teroris itu, termasuk seorang perempuan. Mereka adalah Ramy Mohamed Abdel-Ghany, Mohamed Hamdy Abdel-Ghany, dan Mohsen El-Sayed Kassem, saudara pemimpin sel itu.
Sedangkan tersangka perempuan disebutkan sebagai Ola Hussein Ali, istri terdakwa Ramy Mohamed Abdel-Ghany. Mereka diduga membantu pelaku teror dalam serangan bunuh diri di Gereja Santo Petrus yang diidentifikasi oleh polisi adalah Mahmoud Shafiq Mostafa.
Menurut pernyataan kementerian, Kassem pergi ke Qatar pada tahun 2015, dan bertemu para pemimpin Ikhwanul Muslimin. Dia kembali ke Mesir untuk memimpin sebuah sel dalam melakukan serangan teroris, dengan bantuan keuangan dan logistik penuh dari organisasi Ikhwanul Muslimin.
Dari arahan Ikhwanul Muslimin di Qatar, Kassem berkomunikasi dengan anggota kelompok teroris Ansar Beit El-Maqdis di Sinai Utara. Dia menerima pelatihan tentang penggunaan bahan peledak di sana.
Setelah menyelesaikan pelatihan, Kassem diberi tugas melakukan serangan terhadap warga Kristen Koptik Mesir, dengan tujuan menciptakan konflik sektarian antara Muslim dan Kristen di negara itu.
Menurut kementerian itu, Kassem menyerukan serangan terhadap katedral Gereja Koptik Kairo, atas tuduhan gereja mendukung pemerintah sekarang. Pernyataan itu dikeluarkan pada 5 Desember oleh kelompok yang menyebut dirinya "Dewan Revolusi Mesir." Kementerian menyebutkan organisasi itu sebagai cabang politik organisasi Ikhwanul Muslimin.
Menurut kementerian dalam negeri, pernyataan mengungkapkan bahwa Kassem bekerja merekrut orang lain untuk selnya dan menerima pelatihan di tempat persembunyian teroris yang berbasis di distrik Zeitoun di Kairo.
Anggota sel Kassem adalah Mahmoud Shafik Mohamed Mostafa yang dikenal di kalangan militan sebagai "Abu Dagana El-Kinany. Dia pernah ditangkap Maret 2014 karena terlibat dalam insiden kekerasan terkait Ikhwanul Muslimin dan kepemilikan senjata api. Dia dibebaskan oleh pengadilan dua bulan kemudian. Dia juga diburu atas dua kasus terkait terorisme pada tahun 2015 dan 2016.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa semua anggota ditangkap dari sel dirujuk ke negara penuntutan keamanan, sementara penyelidikan sedang berlangsung untuk menemukan dan menangkap anggota lainnya.
Pada tahun 2011, setidaknya 21 orang Kristen Koptik tewas dalam serangan bunuh diri yang menargetkan massa pada Malam Tahun Baru di Gereja Dua Santa di Alexandria, Mesir.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...