Mesir Keluarkan Fatwa Cegah Demonstran Bersikap Anarki
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Sebuah lembaga yang berbasis di Kairo mengeluarkan fatwa syariah yang diterbitkan pada Kamis (13/8) melarang segala bentuk protes yang dapat menyebabkan pemberontakan. Fatwa tersebut kabarnya diterbitkan sehari sebelum ulang tahun kedua bentrokan Rabaa al-Adawiya yang menewaskan ratusan orang, banyak dari mereka yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Sebuah lembaga pendidikan berbasis Islam Dar al-Ifta meminta "semua warga negara untuk mengabaikan panggilan konfrontasi dan sabotase diluncurkan oleh beberapa orang yang tendensius."
Lembaga Islam itu mengatakan: "Bentrok dengan pihak berwenang, mengadopsi pandangan subversif dan menolak untuk hidup bersama di dalam masyarakat berdasarkan pandangan umum adalah bukan bagian dari Islam. Hal ini dilarang karena dapat menyebabkan menggoyahkan kepentingan rakyat dan negara."
Sementara itu, Ikhwanul Muslimin menyerukan pertemuan nasional untuk menandai acara tersebut. Kelompok itu mengatakan protes akan berada di bawah slogan: "Tanah tidak menyerap darah"
Menurut media lokal, Mesir telah meningkatkan keamanan menjelang acara itu.
Seorang pejabat keamanan mengatakan kepada kantor berita milik negara MENA bahwa "setiap upaya oleh Ikhwanul Muslimin untuk menyerang polisi atau tindakan yang tidak biasa akan ditindak dengan tegas dan diselesaikan secara cepat."
Ratusan pendukung Mohammed Morsi, Ikhwanul Muslimin telah tewas dan ribuan lainnya ditangkap, karena dia digulingkan pada tahun 2013. Itu merupakan jumlah kematian terbesar yang pernah terjadi dua tahun lalu, ketika pasukan keamanan menyerbu dua kamp para pendukung di Rabaa al-Adawiya dan Nahda Squares.
Setidaknya 817 orang tewas di Rabaa al-Adawiya saja, kata Human Rights Watch. (alarabiya.net)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...