Oposisi Suriah Minta Assad Mundur karena Tolak Koalisi Anti-ISIS
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM – Kelompok oposisi utama Suriah pada Kamis (13/08) menegaskan bahwa Presiden Bashar al-Assad harus mundur karena menolak seruan untuk bergabung melawan ekstremis ISIS menjelang pertemuan dengan menteri luar negeri Rusia.
Kepala Koalisi Nasional Suriah Khaled Khoja berada di Moskow untuk menggelar perundingan dengan diplomat tertinggi Sergei Lavrov sebagai bagian dari dorongan baru oleh Rusia untuk menemukan cara untuk mengakhiri perang saudara selama empat tahun yang telah merenggut sekitar 240.000 nyawa.
Moskow - salah satu beberapa pendukung Assad - mendorong rencana untuk pengelompokan lebih luas dari koalisi yang dipimpin AS dalam perang melawan kelompok ISIS, untuk menyertakan pemerintah Suriah dan sekutunya.
Namun, Khoja mengesampingkan kerja sama dengan Assad dan menegaskan tuntutan bahwa Assad harus mundur sebelum pemerintahan transisional dapat dibentuk.
“Bashar Assad tidak memiliki peran dalam masa depan Suriah,” ungkap Khoja dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Interfax yang diterjermahkan ke dalam bahasa Rusia.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir - pendukung utama oposisi Suriah - juga menolak seruan untuk bekerja dengan Assad dalam perang melawan ISIS setelah bertemu dengan Lavrov di Moskow pada Selasa.
Pertemuan di Moskow merupakan bagian dari upaya diplomatik yang mempertemukan Lavrov dengan Jubeir dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry di Doha sebelumnya pada bulan ini.
Sebagai bagian dari dorongan tersebut, Lavrov direncanakan akan bertemu dengan kepala pengelompokan baru dari tokoh oposisi yang dikenal sebagai Komite Konferensi Kairo pada Jumat. (AFP)
Kemampuan Menyusun Kata Perlu Diajarkan Sejak PAUD
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Kementerian Kependudukan dan Pemba...