Mesir Masuki Hari Kedua Referendum
MESIR, SATUHARAPAN.COM - Mesir pada Rabu (15/1) memasuki pemungutan suara hari kedua dalam referendum konstitusi setelah Undang-Undang negara tersebut ditangguhkan menyusul penggulingan Presiden Mohammad Morsi dari Ikwanul Muslimin pada Juli 2013.
Pemilihan akan dibuka kembali pukul 9 pagi waktu setempat dan merupakan referendum ketiga kali dalam tiga tahun terakhir.
Pihak militer mengharapkan referendum disetujui rakyat, dimana akan memperkuat posisinya di pemerintahan, sedangkan kelompok Ikhwanul Muslimin yang baru saja ditetapkan sebagai organisasi teroris menyatakan memboikot referendum.
Pada Selasa (14/1), di hari pertama pemungutan suara untuk perubahan naskah konstitusi, menurut laporan Departemen Kesehatan, ada sebelas orang meninggal dan 28 lainnya luka-luka dalam konfrontasi di beberapa daerah antara pendukung Ikhwanul Muslimin dan polisi.
Protes meletus pada Senin pagi di Alexandria, Bani Suef, dan distrik Giza Kairo. Polisi merespons aksi dengan menembakkan gas air mata.
Sementara itu, sebuah bom berkekuatan rendah meledak di dekat sebuah gedung pengadilan di lingkungan Giza Imbaba Kairo, merusak sebuah gedung pengadilan tetapi tidak ada yang terluka, kata seorang pejabat polisi.
Namun, hari pertama pemungutan suara dilaporkan secara umum aman meskipun ada beberapa bentrokan tersebut. Militer dan polisi Mesir berada dalam siaga tinggi, dengan mengerahkan 160.000 tentara dan lebih dari 200.000 polisi secara nasional.
Referendum kali ini adalah tonggak penting dalam rencana transisi politik pemerintah yang didukung militer sebagai negara demokratis setelah Morsi digulingkan menyusul protes menentang praktek pemerintahannya yang baru berjalan satu tahun.
Pemungutan suara ini juga dipandang untuk melihat popularitas kepala militer Mesir Jenderal Abdel Fattah el - Sisi, yang memimpin penggulingan Morsi.
Piagam ini merupakan versi revisi dari konstitusi hasil amandemen dari kelompok Morsi yang mendukung penerapan syariah Islam dan disahkan pada Desember 2012 dengan sekitar 64 persen suara tetapi dengan jumlah pemilih secara nasional sekitar 30 persen. (Alarabiya)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...