DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
01:38 WIB | Kamis, 15 Agustus 2013
Mesir: Negara dalam Keadaan Darurat, Wakil Presiden Mundur, Korban Tewas 149
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Mesir telah mengumumkan negara dalam keadaan darurat. Pemerintah beralasan bentrokan antara pendukung Morsi dan pasukan keamanan masih terus terjadi bahkan meluas ke seluruh negeri, terjadi perusakan gedung dan fasilitas publik serta mengancam keselamatan jiwa setiap warga negara.
Pengumuman yang dikeluarkan pada hari Rabu (14/8) terjadi di tengah tindakan keras dan mematikan oleh pasukan keamanan pada dua kamp pengunjuk rasa pendukung mantan presiden Morsi di Kairo.
Kementerian kesehatan mengatakan sedikitnya 149 orang telah tewas dalam bentrokan di seluruh negeri, tetapi beberapa anggota Ikhwanul Muslimin mengatakan korban tewas jauh lebih tinggi.
Presiden Mesir menyatakan bahwa keadaan darurat berlaku mulai pukul 16:00 waktu setempat dan akan berlangsung selama satu bulan.
Langkah-langkah luar biasa akan diambil karena "keamanan dan ketertiban bangsa dalam bahaya oleh sabotase yang disengaja, dan terjadi serangan pada gedung-gedung publik dan swasta serta hilangnya kehidupan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstremis," kata Presiden.
Presiden Interim Adly Mansour mengatakan, "angkatan bersenjata bekerjasama dengan polisi akan mengambil alih semua langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta melindungi harta benda publik dan swasta serta keamanan warga".
Jam malam juga telah diberlakukan di Kairo dan sembilan provinsi lainnya, mulai dari jam tujuh malam waktu setempat sampai jam enam pagi.
Sementara itu wakil presiden Mohamed ElBaradei mengundurkan diri dari jabatannya menyusul kekerasan yang terjadi di hari Rabu ini. Dia mengatakan dalam sebuah surat kepada pemimpin negara bahwa sebenarnya ada pilihan damai untuk mengakhiri krisis politik.
Dua wartawan juga dilaporkan tewas saat meliput aksi-aksi kekerasan. Mick Deane, seorang juru kamera dari Sky News channel, Inggris, dan Habiba Abd Elaziz, seorang reporter koran Xpress berbasis di UEA, meninggal akibat luka tembak. (aljazeera.com)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...