Mesir Tangkap 18 Pelaku Kekerasan Sektarian
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Kejaksaan Mesir memerintahkan penahanan 18 orang terkait kekerasan sektarian yang terjadi hari Jumat di sebuah desa di Beni Suef, Mesir. Insiden itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan sektarian dalam beberapa pekan terakhir.
Insiden ini dipicu oleh sekelompok anak muda Muslim yang melemparkan batu ke sebuah bangunan milik warga Kristen di desa Al-Kharsa, setelah ada laporan bahwa pemiliknya akan mengubahnya menjadi sebuah gereja. Pasukan keamanan turun tangan untuk meredakan situasi dan ditempatkan di sekitar rumah di desa itu.
Hari Minggu (24/7) Jaksa Mesir memerintahkan 18 orang untuk ditahan selama empat hari karena diduga terlibat kekerasan, kata sumber di pengadilan, seperti dikutip media Mesir Al Ahram.
Mereka menghadapi tuduhan "mengganggu ketertiban umum dan menyerang kebebasan pribadi" dan "merusak rumah dan mobil dari seorang warga gereja Koptik."
Sebuah komite di permukiman setempat memerintahkan penghentian pekerjaan pembangunan rumah Nnadi Yacoub yang disebutkan melanggar izin yang dikeluarkan.
Warga Kristen merupakan sekitar 10 persen dari 90 juta jiwa populasi Mesir. Sudah lama mereka mengeluh tentang praktik diskriminasi dan serangan sektarian di negara yang mayoritas penduduknya Muslim Sunni.
Insiden di Beni Suef adalah yang terbaru dalam gelombang serangan sektarian di wilayah selatan negara itu. Pekan lalu, massa Muslim menikam warga Kristen Koptik hingga tewas di wilayah Priovinsi Minya.
Akibat serangkaian serangan itu, Presiden Mesir, Abdel-Fattah El-Sisi memperingatkan terhadap upaya "menciptakan perpecahan" di antara warga Mesir. Dia berjanji akan menuntut para pelaku.
Sehari sebelumnya, sekelompok Muslim menyerang dan membakar rumah-rumah orang Kristen di desa Abu-Yacoub, juga di Minya. Kelompok ‘’The Family House’’ dari kalangan pemimpin Muslim dan Kristen yang mempromosikan hidup berdampingan secara damai, pada hari Sabtu mengatakan bahwa rekonsiliasi telah sukses dicapai di antara warga desa yang bertikai, dan upaya penyelesaian masing dilakukan di tempat lain.
Pada bulan Mei, warga Muslim membakar tujuh rumah orang Kristen dan menyerang seorang ibu tua warga Kristen. Mereka menelanjangi ibu itu di depan umum. Serangan di desa El-Karm, di Minya itu dipicu oleh rumor bahwa orang itu memiliki hubungan terlarang dengan seorang perempuan Muslim.
Serangan itu memicu kemarahan publik dan mendorong agar presiden menjaminkan keamanan warga dari tindakan kekerasan sektarian.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...