Meski Dikecam, Israel Siapkan Serangan Darat ke Gaza
GAZA, SATUHARAPAN.COM – Militer Israel mengatakan tengah menyiapkan serangan darat setelah serangan udara yang massif dilakukan di Gaza, Palestina. Hal itu menimbulkan kekhawatiran dunia, termasuk Sekjen PBB.
Angkatan udara Israel , Kamis (10/7) malam melakukan serangan terhadap lebih dari 300 sasaran Hamas di Jalur Gaza, Palestina yang disebutkan sebagai tanggapan atas serangan roket dari wilayah Palestina, kata seorang jurubicara militer.
"Kami bertujuan untuk menyerang 322 sasaran di Gaza semalam dari 750 jumlah target Hamas yang menjadi sasaran serangan sejak awal (Selasa) melalui Operasi Perlindungan Perbatasan," kata Letnan Kolonel Peter Lerner, kepada wartawan dalam sebuah konferensi melalui telepon seperti diberitakan kantor berita AFP.
Di antara target yang diserang adalah pangkalan tempat meluncurkan roket oleh sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, serta terowongan yang digunakan oleh kelompok Hamas dan pos komando, kata Lerner.
Dia memperingatkan bahwa serangan darat sedang dipertimbangkan. "Lebih dari 20.000 tentara cadangan telah direkrut, namun serangan darat akan menjadi pilihan terakhir jika kami menilai perlu," kata dia.
Kabinet Israel telah resmi memanggilan sekitar 40.000 tentara cadangan untuk operasi semacam itu, yang tampaknya semakin mungkin, akibat konflik yang berlarut-larut, kata komentator.
Serangan Roket
Pihak militer Israel mengatakan bahwa militan Gaza telah menembakkan sekitar 300 roket ke Israel sejak negara Yahudi itu memulai Operasi Pelindung Perbatasan untuk menghentikan serangan roket.
Beberapa roket itu mendarat atau dicegat di dekat Yerusalem, Tel Aviv dan kota di wilayah utara, Hadera. Serangan udara Israel telah membunuh sedikitnya 70 orang sejak operasi dimulai, termasuk setidaknya 11 perempuan dan 18 anak-anak, menurut laporan medis.
Sementara itu, laporan lain yang dikutip media Mesir Al Ahram, menyebutkan korban serangan Israel mencapai 85 orang.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, di Beijing dalam pertemuan puncak dengan para pemimpin Tiongkok, mengatakan bahwa AS berusaha untuk membendung gelombang kekerasan dengan cara yang memungkinkan negara Yahudi untuk terus membela diri dari tembakan roket Hamas.
Menurut Kerry, situasi ini sebagai "momen berbahaya" bagi Timur Tengah. Dia juga telah bicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Korban Sipil
Para pejabat medis Palestina mengatakan sebuah serangan pada hari Kamis (11/7)melanda sebuah rumah di kota Khan Younis, Gaza bagian selatan, membunuh delapan anggota keluarga Al Haj. Traktor yang tengah digunakan untuk membersihkan tumpukan besar puing-puing dari bangunan yang hancur bersama salah satu pria.
Kementerian Kesehatan di Gaza telah melaporkan 85 korban meninggal, termasuk 22 pada hari Kamis. Dia mengatakan sekitar setengah korban adalah perempuan dan anak-anak, namun rincian yang tepat tidak bisa segera dikonfirmasi.
Israel menuduh militan sengaja membahayakan warga sipil dengan menggunakan rumah dan bangunan sipil lainnya untuk berlindung. Pihak militer juga menargetkan kantor dan rumah militan yang diketahui digunakan sebagai pusat komando.
Pihak militer Israel mengatakan kontak keluarga pertama dilakukan meminta warga sipil untuk mengungsi sebelum menjadi target. Banyak orang yang meninggal tampaknya kerabat militan yang diburu Israel sesuai dengan nama-nama orang yang meninggal yang diberikan oleh orang-orang Palestina.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...