Sekjen PBB Minta Warga Sipil Palestina Dilindungi
SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, memperingatkan Dewan Keamanan adanya "risiko besar eskalasi serangan Israel di Gaza, Palestina." PBB juga menyerukan segera para pihak untuk menahan diri secara maksimum . "Perhatian utama adalah keamanan dan kesejahteraan semua warga sipil, di mana pun mereka berada,” kata Ban.
"Hari ini, kita menghadapi risiko besar eskalasi serangan Israel di Gaza, dengan ancaman kemungkinan serangan darat, dan dicegah hanya jika Hamas menghentikan tembakan roket," kata Sekjen PBB. Pada hari Kamis (11/7) di Timur Tengah dia mendesak Dewan Keamanan mengadakan pertemuan.
Ban mengatakan, selama beberapa hari terakhir, kelompok Hamas Palestina dan Jihad Islam telah menembakkan lebih dari 550 roket dan mortir dari Gaza ke Israel, dan Angkatan Bersenjata Israel telah meluncurkan lebih dari 500 serangan udara di Gaza.
"Sekarang lebih mendesak daripada sebelumnya untuk mencoba menemukan kesamaan untuk kembali ke situasi tenang dan menjalankan gencatan senjata," kata dia.
"Sekali lagi warga sipil membayar harga untuk kelanjutan konflik," kata Ban. "Keprihatinan saya yang terpenting adalah keselamatan dan kesejahteraan semua warga sipil, di mana pun mereka berada. Sungguh menyakitkan saya - dan itu merupakan rasa sakit kita semua – dengan kembalinya situasi mengingatkan pada dua perang terakhir di Gaza,” kata dia.
Dia mengatakan "penggunaan kekuatan yang berlebihan dan membahayakan nyawa warga sipil juga tak tertahankan di sana. Hal ini tidak dapat diterima bagi warga di kedua belah pihak yang hidup dalam ketakutan akibat serangan udara."
Pemimpin Negara
Sekjen PBB mengatakan da telah mengontak para pemimpin dunia, termasuk Raja Arab Saudi, Emir Qatar, Presiden Mesir, Ketua Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Perwakilan Tinggi Uni Eropa dan para pemimpin regional dan dunia lainnya.
"Saya juga sudah berbicara dengan Perdana Menteri Israel, (Benyamin) Netanyahu dan Presiden Palestina (Mahmoud) Abbas," kata dia. "Saya meminta kedua belah pihak untuk menahan diri secara maksimum, menunjukkan kenegarawanan dan menimbang risiko dari eskalasi lebih lanjut."
Dia mengatakan, situasi saat ini adalah salah satu ujian yang paling penting di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Ban mengatakan, "Lebih dari sebelumnya, situasi ini memanggilan untuk berpikir lebih berani dan dengan ide-ide kreatif. Kita harus berusaha untuk memulihkan situasi, tidak hanya menenangkan hari ini, tetapi cakrawala politik untuk hari depan."
"Pihak-pihak itu sendiri, mitra regional dan masyarakat internasional harus melakukan segala kemungkinan untuk melanjutkan perundingan menuju solusi dua-negara yang layak," kata Ban.
Kekerasan Israel-Palestina muncul menyusul penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel di Tepi Barat pada akhir Juni dan penculikan serta pembunuhan seorang remaja Palestina dari Yerusalem Timur pekan lalu. Tindakan ini menghancur periode yang relatif tenang di wilayah itu, dan secara luas dikecam oleh PBB dan masyarakat internasional.
Sekjen di Markas Besar PBB di New York mengatakan siap untuk merespon kebutuhan kemanusiaan secara cepat, dan menyebut organisasi yang bekerja sama dengan pihak Palestina dan Israel, termasuk Bulan Sabit Merah Palestina. (un.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...