Meutya Nilai Pembebasan Sandera WNI Kemenangan Diplomasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Meutya Hafid menilai pembebasan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina tidak ada uang tebusan itu merupakan kemenangan diplomasi.
“Ini kemenangan diplomasi. Saya apresiasi pemerintah dan semua yang terlibat Menlu, Panglima TNI, BIN dan semua pihak dari jalur non formal yang telah berhasil melakukan negosiasi,” kata Meutya saat di hubungi wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Senin (2/5).
Meutya berpesan kepada pemerintahan Joko Widodo agar mempertahankan kemenangan diplomasi ini.
“Saya pesan kepada pemerintah agar kemenangan diplomasi ini dipertahankan, dan agar warga negara yang masih disandera dapat segera dibebaskan,” kata dia.
Menurut Meutya kelompok militan asal Filipina, Abu Sayyaf yang masih menyandera empat WNI itu tugas berikutnya bagi pemerintah untuk membebaskannya.
“Iya, tugas berikutnya pemerintah adalah membebaskan empat sandera WNI. Upaya keberhasilan awal dengan bebasmya 10 WNI hendaknya menmberikan kepercayaan diri bahwa pemerintah dapat segera membebaskan keempat WNI lainnya,” kata dia.
Selain itu, Meutya membenarkan bahwa dalam pembebasan 10 WNI ini ditumpangi kepentingan politik, sebab upaya kemanusiaan dapat melibatkan semua pihak termasuk civil society.
“Upaya kemanusiaan dapat melibatkan semua pihak termasuk civil society. Menurut saya tidak ada masalah, yang utama adalah pembebasan berhasil,” kata dia.
Sebelumnya Deputi Chairman Media Group Rerie L. Moerdijat menjelaskan, pembebasan sandera dilakukan atas kerja sama Tim Kemanusiaan Surya Paloh. Tim ini merupakan sinergi gabungan jaringan pendidikan Yayasan Sukma (Sekolah Sukma Bangsa di Aceh) di bawah Ahmad Baedowi dan Samsul Rizal Panggabean, Media Group, Partai NasDem di bawah Ketua Fraksi Partai NasDem di DPR Victor B. Laiskodat serta Anggota DPR Fraksi Partai NasDem Mayjen (Purn) Supiadin.
“Betul, selain diplomasi pemerintah beliau (Surya Paloh) dan tim juga membuka komunikasi dengan jaringan-jaringan di Irak dan seperti dulu almarhum GusDur juga salah satu yang berperan besar membuka komunikasi dengan jaringan-jaringan di Irak,” kata dia.
“Dalam upaya diplomasi, memang jarang satu faktor saja menjadi penentu. Semua faktor mendukung dan saling berkaitan, semua yang turut membantu perlu kita apresiasi. Namun tentu semua harus dalam koordinasi pemerintah agar tidak terjadi tumpang tindih,” dia menambahkan.
Editor : Bayu Probo
Bethlehem Persiapkan Natal, Muram di Bawah Bayang-bayang Per...
BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM-Nativity Store di Manger Square telah menjual ukiran kayu zaitun buatan t...