Mewaspadai Bakteri Leptospira Masuk ke Tubuh Manusia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bakteri leptospira merupakan penyebab utama munculnya penyakit leptospirosis. Jenis dari leptospira, di antaranya canicola, grippotyphosa, pomona, dan bratislava. Bakteri yang berbentuk spiral ini biasanya menyerang orang pada saat musim hujan yang disertai banjir. Selain manusia, sasarannya adalah hewan menyusui. Bakteri leptospira terdapat dalam air seni hewan yang tercemar, dan dapat bertahan hidup sampai sebulan lamanya. Adapun hewan yang menjadi sumber penularannya, antara lain kucing, tikus, domba, kuda, anjing, kelelawar, tupai, dan badak. Penularan dari manusia ke manusia jarang sekali terjadi.
Bakteri leptospirosa paling senang hidup di air tawar. Sedangkan kalau di air laut, selokan, dan air kemih yang tidak diencerkan paling cepat mati. Makanya, di setiap musim penghujan tiba, bakteri ini banyak menular ke manusia melalui kaki yang tak beralaskan sandal atau sepatu bila menginjak air banjir atau tanah becek. Genangan bekas air banjir biasanya bakteri leptospira berkumpul.
Bakteri leptospira masuk ke tubuh manusia melalui selaput lendir mata, selaput lendir hidung, selaput lendir mulut, hingga ke saluran pernapasan.Bisa juga masuk melalui kulit yang lecet atau luka. Cara lainnya adalah melalui makanan dan minuman, termasuk alat makan dan minum yang terkontaminasi oleh air kencing tikus atau kucing yang terinfeksi leptospira. Masa inkubasi antara empat hingga 19 hari. Kalau sudah masuk ke aliran darah, langsung menyebar ke seluruh organ tubuh.
Tidak terlalu spesifik untuk melihat seseorang terinfeksi leptospira. Gejalanya sama dengan kalau orang terkena flu atau masuk angin. Tandanya, demam tinggi, menggigil, mual-mual disertai muntah, sakit kepala, batuk-batuk, dan diare. Gejala tersebut akan berlangsung empat hingga sembilan hari. Mata penderita menjadi merah, kulit menguning.
Pada stadium lanjutan kalau penderita tidak segera ditangani secara medis, akan terjadi gagal ginjal atau radang selaput otak (meningitis). Jantung penderita berdebar tak beraturan dan membengkak, serta perdarahan pada paru-paru. Tentunya bisa terjadi kematian. Kasus ini paling banyak dialami oleh anak-anak daripada orang dewasa. Sebabnya, anak-anak paling senang bermain di genangan air bekas banjir dan becek. Untuk diwaspadai, ibu hamil sebaiknya menghindari bersentuhan langsung dengan genangan air bekas banjir dan tanah becek. Ibu hamil sangat rentan terhadap berbagai penyakit, karena janin ikut terganggu. Kalau kebersihan ibu hamil tidak dijaga dengan baik, maka bisa terjadi keguguran, lahir prematur atau cacat, bahkan bisa terjadi kematian janin.
Untuk pengobatannya, relatif tidak terlalu rumit. Banyak tersedia obat-obatannya di apotek. Kalau cepat ditangani secara medis, maka penyembuhannya juga cepat dan penderita tertolong. Jenis obat antibiotik yang ampuh, antara lain penicllin, amoxyline, streptomycine, tetracycline, dan erithromycine. Untuk vaksinnya sendiri, hingga kini belum ada.
Untuk menghindari terpapar bakteri leptospirosa adalah menyimpan makanan dan minuman berikut peralatan makanan dan minuman di tempat yang tak terjangkau tikus, mencucui tangan menggunakan sabun sebelum makan, cuci tangan dan kaki bila bersentuhan langsung dengan tanah atau tempat-tempat yang mungkin tercemar leptospira. Langkah yang bijak adalah melakukan desinfeksi pada tempat-tempat yang tercemar oleh hewan yang terinfeksi bakteri leptospira.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...