Yuk, Diet Plastik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kantong plastik sudah merupakan suatu benda yang amat sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kegiatan sehari-hari. Tetapi harus disadari pula bahwa kantong plastik adalah produk dengan usia pakai pendek dan berdampak buruk bagi lingkungan karena sulit untuk didegradasi oleh alam.
Oleh karena itulah, yayasan peduli lingkungan yang terdiri dari para pengajar Universitas Indonesia, Yayasan Lantan Bentala, semakin gencar mengampanyekan kegiatan mengurangi penggunaan kantong plastik dengan gerakan yang dinamakan “Diet Kantong Plastik“.
Dampak buruk plastik terhadap lingkungan bukan saja dipicu setelah pemakaian atau penggunaan. Bahkan, mulai dari pembuatannya plastik sangatlah sulit diurai oleh alam dan plastik menyumbangkan potensi besar terjadinya pencemaran lingkungan.
Melalui kampanye ini, seperti dijelaskan dalam buletin elektronik Lantan Bentala, masyarakat diajak untuk menggunakan kantong plastik dengan lebih bijak dan sifat kampanye ini bukanlah melarang penggunaan kantong plastik.
Cara meminimalisasi penggunaan kantong plastik adalah dengan memperpanjang usia pakainya. Setidaknya kantong plastik itu bisa disimpan dan dipakai kembali untuk kebutuhan lain.
Berdasarkan sumber Yahoo! Indonesia dan Generation Indonesia, disbutkan bahwa rata-rata pemakaian plastik per orang di Indonesia adalah 700 lembar per tahun, dan untuk limbah plastiknya saja sebesar 400 ton per hari atau sama beratnya dengan 16 pesawat Boeing 747. Jadi, sekitar 100 miliar kantong plastik terkonsumsi per tahunnya di Indonesia. Produksi kantong plastik tersebut bisa menghabiskan 12 juta barel minyak bumi yang tidak bisa diperbarui, yang setara dengan 11 triliun Rupiah.
Racun
Ada beberapa bahaya yang berasal dari limbah kantong plastik seperti kalau sampah plastik tersebut jika dibakar dapat menimbulkan zat-zat beracun yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia dan berpotensi pencemaran polusi udara, selain itu dengan waktu penguraian yang lama dan siklus pemakaian yang cepat maka sampah plastik akan menumpuk dan mencemari lingkungan dengan penyumbatan di selokan-selokan air.
Kantong plastik memiliki konsekuensi lingkungan yang sangat mahal tetapi ironisnya, banyak pedagang yang dengan cuma-cuma memberikan kantong plastik untuk membungkus dagangannya. Di sisi lain, sekarang ini supermaket sudah mulai menerapkan pengurangan penggunaan kantong plastik dengan menawarkan kepada konsumen untuk menggunakan kardus atau dengan menggunakan kantong yang berasal dari bahan yang dibebankan kepada konsumen untuk membeli tetapi bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Selain membeli, konsumen juga bisa membawa sendiri dari rumah.
Melihat kondisi yang ada tentu membuat pihak dari Yayasan Lantan Bentala yang berlokasi di bilangan Depok ini berinisiatif untuk membuat aksi dalam petisi Pay4plastic, dengan menghimbau kepada pemerintah untuk membuat suatu sistem atau aturan untuk memberikan harga kepada kantong plastik sebagai salah satu cara untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam aksi ini. Sehingga masyarakat di Indonesia bisa lebih bijak lagi dalam penggunaan kantong plastik.
Editor : Wiwin Wirwidya Hendra
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...