Mexico City, Kelompok Bersenjata Serang Kumpulan Wartawan
MEXICO CITY, SATUHARAPAN.COM - Kelompok bersenjata dengan tiba-tiba mengepung sekitar 60 wartawan Meksiko dan keluarga mereka, dan memukuli beberapa dari mereka, karena dianggap melecehkan kasus 43 mahasiswa yang hilang, sebuah organisasi wartawan lokal mengatakan Selasa (16/12).
Para wartawan itu sedang berkumpul dalam acara tahunan upacara penyerahan penghargaan Sabtu (13/12) di Kota Tlapa de Comonfort di negara bagian yang bergolak, Guerrero, tempat 43 mahasiswa itu menghilang pada September lalu, ketika penyerang menghampiri mereka dengan berteriak-teriak, "Wartawan bayaran!"
"Ada puluhan, hampir seratus orang, sebagian mengenakan kerudung dan bersenjata, dan sebagian lain membawa tongkat dan pentungan polisi," Miguel Angel Mata, ketua asosiasi wartawan Guerrero, mengatakan kepada AFP. Negara itu telah dilanda gelombang protes sejak peristiwa menghilangnya dan kemudian ditemukannya korban pembantaian, 43 siswa laki-laki, yang diduga tewas di tangan geng narkoba yang berkolusi dengan polisi di Kota Iguala, Guerrero.
Mata mengatakan para penyerang bersenjata itu mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota Gerakan Populer Guerrero, yang terdiri atas serikat guru radikal dari sekolah pemerintah serta mahasiswa. Laporan pers lokal menyebutkan, beberapa pria bersenjata itu, yang menggenggam pistol dan mengenakan seragam, menahan para wartawan di balai kota dan menguncinya.
"Mereka mengatakan mereka adalah juri dan akan mengadili kami karena kami datang untuk menyinggung perasaan mereka," kata Mata. Kelompok itu, kata Mata, menuduh wartawan melanggar masa berkabung atas kematian mahasiswa yang sebel;umnya dinyatakan hilang, dengan menggunakan ajang penghargaan untuk mempromosikan politisi.
"Mereka mulai memukuli saya, istri saya, dan beberapa sahabat," kata Mata. Mereka berhenti memukul hanya setelah surat kabar Milenio melaporkan di situsnya bahwa sekelompok wartawan telah diculik.
Kelompok itu kemudian memaksa Mata menyangkal laporan itu dalam sebuah video yang beredar di internet, dan dia melihat seorang pria bersenjata dengan senapan berdiri di belakangnya. Mata mengatakan, mereka akhirnya dibebaskan Sabtu sekitar tengah malam. "Kami berbicara dengan komisi hak asasi manusia negara, komisi nasional, pemerintah, namun tidak ada yang datang untuk membantu kami," kata Mata. (AFP)
Caption:
Para pengunjuk rasa mengenakan kaus hitam meneriakkan slogan menuntut informasi dan keadilan bagi siswa yang hilang sejak September di Meksiko. (Foto: AFP/Yuri Cortez)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...