Milisi Uzbekistan Terlibat Serangan di Bandara Karachi
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM – Gerakan Islam Uzbekistan (The Islamic Movement of Uzbekistan atau IMU) pada Rabu (11/6) mengklaim beberapa anggotanya terlibat dalam pengepungan bandara Karachi yang menewaskan 37 orang, menekankan bagaimana Taliban Pakistan bisa menarik jaringan militan internasional untuk melancarkan serangan penting.
Kelompok itu, yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan berlokasi di wilayah suku Pakistan sejak Invasi AS di Afghanistan pada 2001, mengklaim 10 anggotanya “mati syahid” dalam serangan pada pekan ini dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke berbagai situs berkaitan dengan Taliban.
“Sepuluh mujahidin dari IMU dengan mengenakan rompi sarat bom menyerang wilayah terpenting di Bandara Internasional Karachi, Pakistan,” seperti dilansir pernyataan yang dikaitkan dengan IMU.
Pernyataan itu termasuk foto 10 pejuang berturban hitam yang mengenakan seragam hijau dan celana olahraga sambil membawa senapan serbu, di lokasi yang tampaknya merupakan wilayah pegunungan bersalju.
“Operasi syahid ini dilancarkan sebagai balas dendam atas pengeboman berskala penuh dan serangan malam oleh jet tempur Tentara Murtad Pakistan,” tambah pernyataan itu.
Juru bicara Taliban Pakistan membenarkan adanya pejuang Uzbek yang terlibat dalam serangan di bandara Karachi namun tidak memerinci jumlahnya.
Serangan terhadap bandara itu mematikan proses perdamaian dan menimbulkan pertanyaan bagaimana Taliban mampu menembus bandara yang mendukung pusat ekonomi Pakistan.
Serangan di Bandara Pakistan Berakhir Tanpa Korban
Serangan kedua terhadap bandara Karachi di Pakistan pada Selasa berakhir tanpa korban jiwa, seperti diungkapkan otoritas setempat, namun dua pria bersenjata yang terlibat dalam serangan tersebut berhasil melarikan diri.
“Ini bukan serangan yang besar. Dua orang menuju pos pemeriksaan ASF (Airport Security Force/Pasukan Keamanan Bandara) dan mulai melepaskan tembakan,” ujar Kolonel Tahir Ali, juru bicara ASF kepada awak media. “Tidak ada korban tewas maupun korban luka,” imbuhnya.
Juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Asim Bajwa membenarkan insiden tersebut telah berakhir, namun mengatakan tiga hingga empat orang penyerang terlibat dalam insiden itu.
Serangan terjadi sekitar pukul 12.30 siang (waktu setempat) di sebuah pos pemeriksaan yang menjaga pintu masuk kamp ASF yang berjarak sekitar 500 meter dari lobi utama bandara, dan sekitar satu kilometer dari terminal penumpang.
Ali mengatakan para penyerang “melarikan diri setelah melepaskan tembakan dan karena kami siaga, berdasarkan prosedur operasi standar kami mengerahkan paramiliter dan tentara.”
KJRI: Tak Ada WNI Korban Bom Karachi
Konsulat Jenderal Republik Indonesia Karachi di Pakistan memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia yang menjadi korban serangan bom oleh teroris di Bandara Internasional Jinnah di Karachi, Pakistan, Minggu (8/6).
“Sampai saat ini dapat dipastikan tidak terdapat WNI yang menjadi korban,” kata Konsul Jenderal RI di Karachi Rossalis R. Adenan, Selasa.
Ia mengatakan petugas KJRI telah menghubungi seluruh WNI yang ada di Karachi, terutama yang tinggal di sekitar bandara, dan di wilayah lain di provinsi Sindh, Pakistan, yang berjumlah sekitar 200 orang, untuk mengetahui apakah ada WNI yang menjadi korban.
Ternyata, katanya, semua WNI di provinsi itu aman dan tidak ada yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Pada Minggu (8/6) malam, diberitakan lebih dari sepuluh teroris berseragam petugas keamanan bandara dan menggunakan identitas palsu serta bersenjata canggih melakukan penyerangan terhadap Bandara Internasional Jinnah Karachi (BJIK).
Kelompok teroris tersebut memasuki bandara melalui hangar Isphani milik Pakistan International Airlines (PIA) dekat terminal lama dengan meledakkan pagar bagian belakang gedung tersebut dengan menggunakan granat.
Sebelumnya, para teroris melumpuhkan petugas keamanan bandara (Airport Security Force/ASF) di pintu terminal kargo yang merupakan area bandara dengan penjagaan yang sangat ketat (high security area).
Menyusul peristiwa tersebut, KJRI Karachi langsung melakukan langkah antisipasi dengan menghubungi seluruh WNI yang ada di Provinsi Sindh melalui telepon untuk memastikan kondisi keselamatan mereka.
“KJRI Karachi juga telah menyebarkan edaran tertulis dan memberikan imbauan melalui akun media sosial KJRI Karachi kepada seluruh WNI yang ada di Provinsi Sindh yang jumlahnya sekitar 200 orang untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan menghindari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan jiwa,” katanya.
KJRI Karachi juga secara langsung telah melaporkan perkembangan situasi tersebut kepada Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa melalui hubungan telepon pada Senin (9/6) dan telah memperoleh arahan langsung untuk mengambil berbagai langkah bagi perlindungan WNI yang ada di Karachi.
Pihak keamanan telah menguasai situasi dan merencanakan segera menyerahkan kembali ke pihak otoritas bandara (Civil Aviation Authority/CAA) untuk dapat mengoperasikan kembali bandara tersebut dan diharapkan Bandara Karachi segera beroperasi kembali secara normal.
KJRI terus memantau perkembangan situasi di Karachi pascaserangan bom yang menewaskan lebih dari 20 orang itu. (AFP/Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...