Militan Tahan 3.000 Warga Yazidi di Irak dan Suriah
ATHENA, SATUHARAPAN.COM – Militan di Irak dan Suriah telah menyandera lebih dari 3.000 warga Yazidi, kata seorang aktivis Yazidi yang pernah dipenjara oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada hari Rabu (30/12).
"Saat ini ada 3.400 orang dalam tahanan yang ada di Suriah atau Irak," kata Nadia Murad Basee Taha kepada Presiden Yunani, Prokopis Pavlopoulos, saat berkunjung ke Athena.
"Saya meminta Anda untuk menyampaikan suara saya ke Uni Eropa karena ribuan perempuan dan anak-anak kecil terus disandera," kata Taha yang berumur 21 tahun, anggota dari salah satu kelompok minoritas Irak yang paling terpukul oleh kekejaman militan.
Taha diculik oleh militan ISIS pada bulan Agustus 2014 dari desanya di Irak dan ditahan selama tiga bulan, selama itu ia dijadikan sebagai budak seks.
Dia berhasil melarikan diri ke Jerman dan pada tanggal 16 Desember, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa ISIS akan memperdagangkan perempuan Yazidi.
Warga Yazidi bukanlah pengikut Muslim atau Arab, dan sangat dibenci oleh militan ISIS. Kelompok minoritas berbahasa Kurdi itu sebagian besar tinggal di sekitar gunung Sinjar di Irak utara.
Pada tahun 2014, militan ISIS membantai warga Yazidi, memaksa puluhan ribu dari mereka melarikan diri, dan menangkap ribuan anak perempuan dan perempuan sebagai rampasan perang.
PBB mengatakan kekejaman yang dilakukan terhadap masyarakat kecil mungkin bisa disebut sebagai genosida. (ahram.org.eg)
Editor : Sotyati
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...