Militer AS dan Taliban Bahas Penghentian Serangan
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Taliban telah bertemu dengan kepala pasukan Amerika Serikat di Afghanistan untuk menyerukan diakhirinya peningkatan serangan terhadap pasukan AS sejak kesepakatan damai ditandatangani pada bulan Februari, meskipun mereka menyangkal tuduhan itu.
Seorang juru bicara militer AS meminta Taliban untuk berhenti menyerang pasukan keamanan Afghanistan dan mengatakan pasukan Amerika akan terus membantu mereka sesuai dengan perjanjian. Dia berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan.
Kesepakatan damai itu bertujuan membuka jalan bagi AS untuk melepaskan diri dari perang selama 19 tahun di Afghanistan, yang merupakan terlama bagi Amerika.
Juru bicara itu mengkonfirmasi bahwa Jenderal Scott Miller bertemu dengan Taliban "sebagai bagian dari saluran militer yang ditetapkan dalam perjanjian" untuk membahas cara-cara mengurangi kekerasan.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan pertemuan itu diadakan pada hari Jumat (10/4) malam di Qatar, tempat kelompok gerilyawan itu mempertahankan kantor politiknya. Shaheen mentweeted pada hari Sabtu bahwa kedua belah pihak mengadakan diskusi "serius". Dia mengatakan Taliban menyerukan penghentian serangan terhadap warga sipil. Militer AS mengatakan pihaknya tidak menargetkan non-kombatan.
Penyelesaian Politik Lambat
Kesepakatan AS-Taliban, yang disebut-sebut sebagai peluang terbaik Afghanistan untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade, terus berlangsung, tetapi kemajuan menuju penyelesaian politik yang lebih luas berjalan lambat, karena konflik di dalam pemerintah Afghanistan. Itu telah membuat Washington frustrasi dan menunda dimulainya fase negosiasi berikutnya yang akan dilakukan di antara rakyat Afghanistan sendiri.
Taliban mengatakan mereka telah mengurangi serangan terhadap pasukan Afghanistan dan tidak menyerang pasukan AS atau NATO sejak perjanjian itu ditandatangani pada 29 Februari. Sebagian besar serangan Taliban baru-baru ini dilakukan terhadap pasukan Afghanistan yang ditempatkan di daerah-daerah terpencil.
Sementara itu pemerintah Afghanistan mengatakan angkatan udaranya menyerang posisi Taliban di rovinsi Badakhshan, di timur laut, dan menewaskan 27 pemberontak.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahed, mengatakan warga sipil tewas dan terluka, dan menyalahkan pasukan AS dan Afghanistan. Juru bicara militer AS menolak menanggapi tuduhan itu, tetapi mengatakan bahwa Taliban sering menuduh AS melakukan serangan bom yang diluncurkan oleh pasukan Afghanistan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...