Militer Mesir Membubarkan Pengunjuk Rasa 15 Tewas
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Pasukan keamanan Mesir mulai membersihkan dua kamp pendukung mantan presiden Morsi di ibukota Kairo, pada hari Rabu ini(14/8). Dalam aksi Militer itu, dilaporkan 15 orang tewas dari kelompok pengunjuk rasa.
Seperti dilansir bbc, Kementerian Dalam Negeri (KDN) Mesir, mengeluarkan pernyataan bahwa pasukan keamanan mereka sedang mengambil langkah yang terbaik terhadap para pengunjuk rasa di Rabaa al-Adawiya masjid di timur Kairo dan di Nahda Square di barat.
Dalam pernyataan itu juga, KDN Mesir mengatakan bahwa mereka menjamin keamanan bagi pengunjuk rasa yang ingin meninggalkan kamp mereka dan tidak akan dikejar aparat keamanan "kecuali mereka yang akan dicari oleh pengadilan".
Dalam penyisiran itu, pasukan keamanan Mesir mengunakan kendaraan meiliter sambil menembakkan gas air mata kepada kelompok pengunjuk rasa. Sementara itu, pihak kelompok Ikhwanul Muslimin, yang mendukung presiden terguling, menyebutkan jumlah mereka yang tewas dalam aksi militer itu antara 25 hingga 30 orang.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmy mengatakan bahwa aksi menduduki ibukota oleh pengunjuk rasa tidak bisa dilanjutkan "tanpa batas". Ia mengatakan bahwa pemerintah telah berusaha untuk mencari kesepakatan melalui dialog.
"Pihak keamanan telah mengambil langkah sesuai prosedur mereka, mereka akan melakukannya sesuai dengan hukum dan perintah pengadilan, serta dilakukan sesuai dengan norma-norma dasar," kata Nabil Fahmy kepada BBC.
Mursi menjadi pemimpin pertama yang dipilih secara bebas Mesir pada bulan Juni 2012, tetapi gagal untuk mengatasi kelesuan ekonomi yang mendalam dan khawatir banyak orang Mesir dengan usahanya jelas untuk memperketat aturan Islam.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...