Militer Nigeria Diberi Tiga Bulan Tumpas Boko Haram
ABUJA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Nigeria Muhammadu Buhari hari Kamis (13/8) mengambil sumpah para kepala militer yang baru dan memerintahkan mereka untuk menumpas pemberontakan berdarah enam tahun Boko Haram dalam waktu tiga bulan.
Kelompok jihadis, yang telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok Negara Islam Iraik dan Suriah (ISIS), itu melancarkan pemberontakan dengan meggunakan kekerasan untuk membentuk wilayah Islamis terpisah di timurlaut.
Pemberontakan sejak 2009 itu telah membuat lebih dari 15.000 orang kehilangan nyawa.
"Kalian harus memperkuat dan terus bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya untuk melakukan upaya bersama yang terkoordinasi agar dapat mengakhiri pemberontakan ini dalam waktu tiga bulan," kata Buhari kepada para pemimpin militer di ibu kota negara, Abuja.
Buhari, yang mulai menjalankan jabatannya sebagai presiden pada 29 Mei, secara cepat mengganti kepala angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut serta kepala pertahanan sebagai langkah untuk memerangi Boko Haram.
Boko Haram telah meningkatkan pergerakannya dengan melancarkan serangkaian penyergapan, pengeboman dan serangan bunuh diri, yang telah menewaskan setidaknya 900 orang di Nigeria, demikian menurut catatan AFP.
Kelompok Islamis itu juga telah melakukan serangan-serangan maut di perbatasan-perbatasan Nigeria dengan Niger, Chad dan Kamerun.
"Pergerakan kelompok dan orang-orang yang sesat ini telah merusak kehidupan dan harta benda rakyat kita dengan sia-sia serta mengganggu kehidupan ekonomi jutaan warga Nigeria," kata Buhari.
Pasukan regional beranggotakan lima negara dan berkekuatan 8.700 tentara Nigeria dan negara-negara tetangganya telah dibentuk untuk memerangi Boko Haram dan diperkirakan akan diterjunkan dalam waktu dekat.
Militer di bawah kepemimpinan presiden yang digantikan oleh Buhari, Goodluck Jonathan, mendapat kritik tajam karena dianggap lemah dalam menangani pemberontakan dan tidak mampu membebaskan 200 murid perempuan yang diculik dari kota Chibok di wilayah timurlaut pada April tahun lalu.
Presiden Buhari meminta angkatan bersenjata negaranya --yang telah mendapat tudingan melakukan pelanggaran secara luas terhadap hak-hak asasi manusia dalam memerangi pemberontak-- agar menyesuaikan diri dengan hukum internasional.
"Kalian terutama harus melindungi warga-warga sipil yang tak berdosa dan menghormati hak-hak para pejuang," ujarnya.
Angkatan udara mengatakan dalam pernyataan setelah upacara itu bahwa pihaknya telah mengerahkan kekuatan tambahan, termasuk pesawat-pesawat jet tempur, helikopter penyerang serta pesawat-pesawat ATR-42, ke wilayah timurlaut untuk menghancurkan kemampuan tempur Boko Haram. (AFP)
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...