Minum Aspirin bagi Bukan Penderita Penyakit Jantung Dapat Berisiko
TAIWAN, SATUHARAPAN.COM – Mereka yang bukan penderita penyakit jantung, minum aspirin untuk mencegah serangan jantung dan stroke, berisiko untuk mengalami pendarahan otak yang parah, hingga risikonya jauh melebihi potensi manfaatnya, menurut kajian sebuah penelitian.
Para dokter telah lama menasihati orang dewasa yang belum pernah mengalami serangan jantung atau stroke, namun berisiko tinggi untuk mengalaminya, untuk minum pil aspirin sehari-hari, sebuah pendekatan yang diketahui sebagai pencegahan utama. Meskipun ada bukti jelas aspirin bermanfaat untuk keperluan itu, banyak dokter dan pasien yang enggan untuk mengikuti saran itu, karena adanya risiko yang jarang namun berpotensi untuk menimbulkan pendarahan internal yang mematikan.
Untuk studi yang ada saat ini, para peneliti menguji data dari 13 uji klinis tentang efek aspirin terhadap placebo atau sama sekali tidak diberi pengobatan di lebih dari 134.000 orang dewasa.
Risiko pendarahan otak tergolong langka, minum aspirin dihubungkan dengan dua kasus tambahan dari jenis pendarahan internal untuk setiap 1.000 orang, demikian temuan studi tersebut.
Namun, bagaimanapun juga risiko pendarahan tetap 37 persen lebih tinggi bagi mereka yang mengkonsumsi aspirin, dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi obat itu.
“Pendarahan otak menjadi kekhawatiran tersendiri karena kasus itu sangat dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi dan kesehatan yang lebih buruk di sepanjang usia,” kata salah satu penulis studi Dr Meng Lee dari Chang Gung University College of Medicine di Taiwan, yang dilansir Voaindonesia.com, pada Kamis (16/5).
“Semua temuan ini, menunjukkan kekhawatiran terkait konsumsi aspirin dalam dosis rendah pada individu yang tidak memiliki gejala menderita penyakit jantung,” kata Lee via email.
Konsumsi Obat Pasca Serangan Jantung
Untuk mereka yang pernah mengalami serangan jantung atau stroke, manfaat dari konsumsi aspirin dengan dosis rendah untuk mencegah terjadinya lagi serangan jantung sudah diakui, demikian catatan para peneliti dalam jurnal JAMA Neurology. Namun, manfaat aspirin untuk orang yang lebih sehat tidak begitu jelas, dimana risiko pendarahan lebih besar daripada manfaat yang diberikan, demikian tulis tim yang menyusun laporan itu.
Pedoman konsumsi aspirin untuk pencegahan utama penyakit jantung di AS, Eropa, dan Australia telah menyertakan kebutuhan untuk menyeimbangkan potensi manfaatnya dibandingkan risiko pendarahan.
Untuk lansia, manfaatnya untuk menyarankan konsumsi aspirin kemungkinan tidak sebanding dengan risiko pendarahan yang lebih besar untuk kelompok usia tersebut, dibandingkan mereka yang berusia muda.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...