Minyak Naik di Asia Meski Masih Tertekan Kelebihan Pasokan
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak berbalik naik di perdagangan Asia, hari Kamis (5/11), setelah merosot di sesi sebelumnya tetapi pasar masih di bawah tekanan oleh kelebihan pasokan minyak mentah global.
Harga terpukul pada Rabu setelah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah komersial di Amerika Serikat, konsumen minyak utama dunia, naik dalam pekan yang berakhir 30 Oktober.
Produksi AS juga meningkat, mendukung lebih lanjut perkiraan bahwa berlimpahnya pasokan minyak mentah yang telah menekan harga minyak selama lebih dari satu tahun akan berlanjut jauh memasuki 2016.
Di Asia, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember diperdagangkan empat sen lebih tinggi pada 46,36 dolar AS per barel.
Sementara, minyak mentah Brent untuk Desember naik enam sen menjadi 48,64 dolar AS per barel pada sekitar 06.10 GMT, mengikis keuntungan di pagi hari karena harga berada di bawah tekanan.
Stok AS naik sebesar 2,8 juta barel menjadi 482,8 juta barel, sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan para analis, Departemen Energi AS mengatakan pada Rabu.
Produksi minyak mentah AS naik sebesar 48.000 barel menjadi 9,16 juta barel per hari, menentang beberapa ekspektasi pasar bahwa harga rendah akan terus mendorong produksi turun.
Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY, mengatakan dolar yang kuat didorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada Desember akan merugikan permintaan minyak yang dihargakan dalam dolar ketika pasar menunggu data lebih lanjut tentang ekonomi-ekonomi utama.
"Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak mentah akan lebih mahal untuk negara-negara pengimpor, sehingga membatasi permintaan," kata Gupta.
"Data ekonomi penting Eropa dan statistik ketenagakerjaan AS yang dirilis besok akan memberikan petunjuk penting tentang perkembangan harga dalam waktu dekat," kata dia.
Data termasuk pesanan pabrik untuk September di Jerman serta angka penjualan ritel dan prakiraan ekonomi zona euro.
Di Amerika Serikat, pemerintah akan merilis biaya tenaga kerja dan data produktivitas untuk kuartal ketiga serta angka klaim pengangguran mingguan yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi.
Bank sentral AS telah mengisyaratkan mungkin menaikkan suku bunga selama pertemuannya pada Desember. (AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...