Misionaris Korsel, Penumpang AirAsia QZ8501 yang Hilang
Mereka adalah misionaris dari kaum awam.
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Tiga warga Korea Selatan penumpang pesawat AirAsia dengan nomor QZ8501 yang hilang dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura adalah keluarga misionaris.
Menurut kementerian luar negeri Korsel, Minggu (28/12), mereka adalah Park Seong-beom, istri Park, Lee Kyung-hwa, dan bayi 11 bulan mereka Park Yun-a.
Park (37) adalah misionaris dari gereja di Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan, Yeosu First Presbyterian Church. Keluarga ini telah bekerja di Indonesia selama tiga tahun. Mereka mengambil perjalanan ke Singapura untuk memperpanjang visa mereka dan kembali ke Indonesia, rekan Park mengatakan kepada Yonhap News Agency.
Kementerian itu mengatakan mereka termasuk di antara 162 penumpang dan awak kapal pesawat yang hilang kontak dengan kontrol lalu lintas udara Jakarta setelah lepas landas Minggu pagi dari Surabaya.
Kontak dengan pesawat Airbus A320-200 hilang setelah pilot meminta pengendali penerbangan izin mengubah arah untuk menghindari cuaca buruk di rute yang dijalani pesawat. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa cuaca buruk mungkin telah memainkan peran dalam hilangnya pesawat karena jet tampaknya telah terbang normal.
Kementerian luar negeri Korsel mengatakan bahwa mereka mengadakan pertemuan darurat untuk mengatasi masalah ini. Juga, akan memantau kemajuan dalam operasi pencarian pesawat yang hilang.
“Pemerintah berencana untuk memonitor dari dekat operasi pencarian dan akan mengirim tim respons cepat ke Surabaya hari ini,” kata Lee Jeong-gwan, Duta Korea Selatan untuk urusan luar negeri dan konsuler, mengatakan pada pembukaan pertemuan.
Tim akan terdiri atas konsulat jenderal Korsel dan dua diplomat ditugaskan ke kedutaan Indonesia.
Lee mengatakan, sementara ini situasi masih belum jelas dan tidak ada yang mengonfirmasikan bahwa pesawat telah jatuh. Jadi, Pemerintah Korsel sedang memikirkan apakah akan mengirimkan aset militer Korsel ke wilayah tersebut untuk membantu pencarian. Mereka juga sudah mengirim seorang penyidik di Indonesia untuk memeriksa mengapa pesawat menghilang.
Pengiriman aset militer mungkin dalam bentuk pesawat pengintai maritim dan keikutsertaan dalam penyelidikan akan bergantung pada persetujuan dari Jakarta.
AirAsia adalah maskapai penerbangan murah Malaysia, namun Indonesia akan bertanggung jawab untuk pencarian dan penyelidikan jika pesawat jatuh di wilayah maritim Indonesia.
Dia mengatakan jika ada kerabat dari keluarga Park ingin pergi ke Indonesia, pemerintah akan memberikan bantuan.
Lee menambahkan, terkait dengan insiden pesawat, mungkin perlu waktu lama untuk penyelesaiannya, tetapi kementerian luar negeri Korsel berjanji masyarakat mengetahui setiap perkembangan baru. Pihak berwenang belum mengonfirmasi apakah pesawat itu jatuh atau lokasi puing-puing tersebut.
Kim Sung-cheon, pendeta di Yeosu, mengatakan, “Park dikirim sebagai misionaris awam sekitar tiga tahun lalu dan menikahi istrinya setahun kemudian, dan mereka memiliki seorang anak,” kata Kim.
Dia mengatakan, karena Indonesia tidak mengeluarkan visa misionaris asing, Park dan keluarganya terbang ke Singapura setiap tahun untuk mendapatkan perpanjangan visa. Tidak diketahui jenis visa apa yang dimiliki Park dan keluarganya.
Kim mengatakan gereja dan organisasi yang membantu Park tinggal di negara Asia Tenggara akan mengadakan pertemuan untuk membahas insiden tersebut. (koreantimes.com/wsj.com/straitstimes.com)
Haul Gus Dur, Menag: Gus Dur Tetap Hidup dalam Doa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan, “Gus Dur adalah pribadi y...