Miss World 2013: Kontestan Ditolak Negara Asalnya
NUSA DUA, SATUHARAPAN.COM – Konstetan dari Malaysia dan Uzbekistan berangkat ke Bali dengan membawa beban dari negaranya. Kemenangan Melinder Bhullar sebagai Miss Malaysia dibayangi diskualifikasi empat kontestan Muslim oleh pemerintah setempat. Rakhima Ganieva, Miss Uzbekistan, malah tidak diakui sebagai warga negara dan kontesnya tidak diakui.
Melinder Bhullar
Pada 5 Agustus 2013 lalu, Melinder Bhullar terpilih menjadi pemenang Miss Malaysia 2013 setelah mengalahkan 19 kontestan lain. Gadis cantik berusia 21 tahun ini tengah mengikuti kompetisi kontes kecantikan Miss World 2013 di Bali.
“Saya datang dari kota yang sangat indah Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan mengikuti kontes ini, saya ingin sekali bisa menjadi panutan yang positif bagi perempuan,” kata perempuan keturunan Sikh tersebut. Melinder Bhullar saat ini tengah menyelesaikan studi di jurusan psikologi University of Western Australia. Ia telah memiliki pengalaman bekerja di televisi dan memiliki hasrat tinggi untuk bisa sukses dalam bidang tersebut.
Gadis dengan tinggi 167 cm ini di waktu santainya sangat gemar menonton teater pertunjukkan musik klasik India dan Malaysia. Selain itu, ia juga sangat suka menonton film.
Mellindar Bhullar menggambarkan dirinya adalah sebagai seseorang yang mandiri, ramah, dan gadis muda yang penuh gairah dan percaya bahwa semua impiannya bisa diraih dan sedang dalam perjalanan untuk meraihnya.
Si penyuka nasi lemak ini pun menyatakan bahwa kecantikan itu adalah bagaimana kita menggunakannya dari dalam maupun luar untuk mempengaruhi semua orang demi kebaikan. Selain itu, kecantikan juga digunakan untuk membagikan kasih yang dimilikinya untuk orang-orang tanpa melihat latar belakang mereka.
Pada pemberitaan sebelumnya di satuharapan.com, ajang kontes kecantikan ini pun sempat menjadi kontroversi yang berakibat empat kontestan muslim Miss Malaysia terpaksa di diskualifikasi. Alasannya adalah dianggap melecehkan agama Islam.
Rakhima Ganieva Ditolak Negaranya
Rakhima Ganieva tampaknya bakal termasyhur di negara autokrasi Asia Tengah ini. Ia pintar main piano dan tenis, lancar berbicara bahasa Inggris dipoles, bahkan wajahnya mirip putri presiden Uzbekistan, Gulnara Karimova.
Namun, seiring dengan final Miss World pada 28 September, dua minggu lagi, para pejabat di Tashkent tampaknya telah mencuci tangan dengan keberadaan Ganieva ini. Mereka berdalih tidak tahu siapa Rakhima Ganieva atau apa yang dia lakukan di Indonesia.
Para pejabat di Menteri Kebudayaan, Menteri Olahraga, dan Komite tentang Perempuan mengatakan mereka tidak memiliki pengetahuan tentang partisipasi Ganieva dalam kontes Miss World. Juga, mereka menambahkan, Uzbekistan bahkan memiliki kontes Miss Uzbekistan.
“Rakhima Ganieva tidak pernah melewati setiap proses seleksi khusus di Uzbekistan,” kata Zhavlon Komolov, wakil dari Pro-Model agen model Tashkent. Ganieva pernah dilatih di agen model itu sewaktu berumur 15 tahun.
“Jika ada proses untuk memilih perempuan muda untuk kompetisi ini, saya dapat meyakinkan Anda bahwa model yang jauh lebih indah akan dipilih,” tambahnya kepada media Uzbekistan. ”Saya minta maaf, Ganieva memilih membangun karier pada kebohongan.”
Bahkan Karimova, sang putri presiden, menimpali melalui Twitter, menolak Ganieva sebagai “gadis yang tidak tampak seperti orang Tajik” yang “muncul entah dari mana.” Dia menambahkan, ”Kontes semacam ini tidak mungkin diadakan di tempat yang suhunya mencapai 50oC?” untuk menyangkal kontes Miss Uzbekistan.
Misteri asal Ganieva telah menjadi sumber diskusi online hangat di antara Uzbek muda. Penyelenggara Miss World belum mengomentari kehebohan atas legitimasi Miss Uzbekistan, yang bergabung dengan kontestan dari Kosovo, Kamerun, Guinea, dan Guinea Bissau sebagai wakil pertama kalinya negara mereka di kompetisi 62 tahun. Penyelenggara kompetisi itu mungkin memiliki masalah yang lebih mendesak daripada kontestan kontroversial.
Selain Indonesia, Malaysia, dan Uzbekistan, ada beberapa kontestan yang berasal dari negara dengan mayoritas Muslim. Ada Ersela Kurti dari Albania, Sanda Gutic dari Bosnia Herzegovina, Aynur Toleuova dari Kazakhtan, Hiba Telmoudi dari Tunisia, Ruveyda Oksuz dari Turki, Karen Ghrawi dari Libanon, Zhibek Nukeyeva dari Kyrgyztan,
Miss Multimedia
Walaupun Melinder Bhullar belum masuk dalam nominasi apapun dalam setiap babak yang diikuti, ia berharap bisa masuk dalam nominasi Miss Multimedia yang dilaksanakan hari ini setelah berkunjung ke Bali Marine Safari Park.
Pada Kamis (12/09), adalah hari Multimedia bagian pertama untuk kelompok 1 dan 4. Melalui fanpage resmi mereka di facebook, para kontestan diminta untuk meningkatkan kepedulian pada satu dari enam spesies yang terancam punah.Diantaranya adalah komodo, jalak bali, orang utan, harimau sumatra, gajah dan binturong (sejenis kucing).
Yang akan dinilai dari kompetisi ini adalah keunikan, isi dan target yang dicapai dari presentasi mereka dan akan selesai dinilai dalam satu hari itu saja. (missworld.com/rflr.org)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...