Mogok Makan Dua Bulan, Tahanan Asal Palestina Koma
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM â Seorang warga Palestina yang ditahan oleh Israel tanpa pengadilan berada dalam kondisi koma setelah hampir dua bulan mogok makan, kata pengacaranya Jumat (14/8).
"Saya diberitahu kemarin malam oleh rumah sakit (Israel) di mana ia ditahan bahwa saat ini dia dalam kondisi koma," kata Jamil al-Khatib, pengacara Mohammed Allan, kepada AFP.
Tidak ada konfirmasi segera dari pemerintah Israel.
Seorang juru bicara untuk Pusat Kajian Tahanan Palestina mengatakan bahwa Allan mendapatkan dukungan untuk hidup.
"Mohammed Allan koma dan kemudian diberikan respirator buatan," kata Amani Sarahneh.
Seorang juru bicara untuk Perjara Israel mengatakan ia tidak menyadari perkembangan tersebut.
Allan, yang diduga aktivis Jihad Islam telah ditahan tanpa tuduhan oleh Israel sejak November dan telah mogok makan sejak 18 Juni, kata Pusat Kajian Tahanan Palestina.
Kasusnya menjadi sumber kekhawatiran di kalangan masyarakat Palestina.
Pengacara Allan mengatakan bahwa Israel bermaksud untuk memaksa dia untuk makan, sebuah cara yang akan cenderung lebih meningkatkan kemarahan Palestina.
Pihak berwenang juga mungkin merasa sulit untuk menemukan dokter yang bersedia untuk bekerja sama, karena Medical Association Israel sangat menentang pemaksaan makan itu.
"Seorang dokter tidak akan berpartisipasi dalam makan paksa," kata dia dalam sebuah makalah yang diterbitkan di situsnya.
Seorang pejabat Israel yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa pemaksaan makan adalah pilihan terakhir dan diperlukan persetujuan hakim dalam setiap kasus.
"Sebelum dipaksa makan banyak, banyak proses medis yang harus dilalui," kata dia. "Mereka bisa memberinya air dan cairan lainnya seperti intravena. Tidak perlu langsung melakukan makan paksa." (al-Arabiya.net)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...