Motif Tawuran Pelajar Jakut Cari Eksistensi di Medsos
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Penjaringan Kompol Harry Gasgari mengungkapkan bahwa motif tawuran yang dilakukan kelompok pelajar di Jembatan Bandengan, Jakarta Utara (Jakut) hanyalah sekadar ingin mencari pengakuan atau eksistensi di media sosial (Medsos)
"Mereka ingin eksis. Mungkin buat konten juga di situ sehingga viral," ujar Harry kepada wartawan di Jakarta Utara saat ditemui di Markas Polsek Metro Penjaringan, Selasa (18/7).
Mereka juga memiliki sejumlah catatan merah di sekolah masing-masing karena sering membolos, diduga karena bergabung dalam kelompok yang suka berbuat onar.
"Dari hal tersebut nanti kami berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengeluarkan anak tersebut dari daftar penerima manfaat KJP atau dicabut KJP nya," Kata Harry.
Unit Reskrim Polsek Metro Penjaringan sudah menangkap dua orang pelajar asal Jelambar, Jakarta Barat yang diduga ikut dalam aksi tawuran tersebut. Kedua pelajar yang ditangkap juga sudah mengakui perbuatan mereka namun polisi masih menahan mereka karena belum menyebutkan nama lain yang dianggap sebagai provokator.
"Mereka mengakui bahwa melakukan tawuran. Setelah itu kita lakukan pembinaan dengan pihak sekolah yang juga sudah mendata siswa mereka. Kemudian tindak lanjutnya akan dilakukan pembinaan dari pihak sekolah," kata Harry.
Sebelumnya, dua kelompok pelajar yang masih lengkap mengenakan seragam sekolah terlibat tawuran di Jalan Raya Bandengan Utara, Penjaringan, Jakarta Utara tepatnya di sebelah Jembatan Bandengan Utara.
Berdasarkan rekaman video yang diperoleh wartawan, dua kelompok pelajar yang diduga siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ini saling serang di samping jembatan.
Keduanya saling serang dengan tangan kosong hingga ada juga yang menggunakan senjata tajam jenis celurit panjang.
Dalam aksi tersebut, salah satu pelajar menjadi sasaran empuk puluhan pelajar yang menangkapnya. Pelajar yang mengenakan sweater berwarna merah tersebut tertinggal rombongannya dan menjadi bulan-bulan hingga babak belur. Parahnya aksi tawuran ini terjadi saat pekan pertama masuk.
Warga setempat Rafael (35) mengatakan bahwa aksi tawuran antar kelompok pelajar ini terjadi pada Senin (17/7/2023). Dimana aksi tawuran ini baru terjadi setelah sebelumnya sempat kondusif lantaran dijaga pihak keamanan dan masyarakat setempat.
"Kemarin itu kejadiannya, kita takutlah namanya juga kita orang jualan apalagi bensin eceran gini jadi sedikit khawatir," Kata Rafael saat ditemui di lokasi kejadian pada Selasa.
Rafael berharap dengan adanya aksi tawuran pelajar yang telah meresahkan masyarakat ini, polisi dapat memberi perhatian khusus agar meningkatkan patroli rutin, supaya tawuran ini tidak terulang kembali.
"Sebelumnya sih nggak pernah, (tawuran) baru kali ini sih saya lihat. Kalau dulu kan saya belum tau, tapi katanya (tawuran) sering juga sih. Ada yang bawa senjata, (luka-luka) kita lihat juga sih," pungkasnya.
MUI: Operasi Kelamin Tak Ubah Status Seseorang dalam Hukum A...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengomentari v...