MPH-PGI: 10 Pedoman Memilih dalam Pemilu 2014
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Memasuki masa Pemilu legislatif yang tidak lama lagi akan berlangsung, MPH (Majelis Pekerja Harian) PGI menerbitkan “pesan pastoral” yang mendorong agar umat Kristen khususnya, dan masyarakat pada umumnya, menggunakan hak pilih mereka.
Harus diakui, proses Pemilu yang akan dihadapi kali ini menimbulkan banyak kebingungan dan diduga makin menyuburkan sikap apatis dalam masyarakat. Pasalnya, sistem pemilihan umum yang dipakai, yakni sistem proporsional terbuka dengan suara terbanyak, sangat rumit. Selain itu, partai politik masih akan memegang kuasa lebih ketimbang calon legislatif (caleg) yang kerap hanya merupakan “alat” untuk meraup suara sebanyak-banyaknya.
Belum lagi masalah yang sering jadi berita media massa: praktik korupsi yang sudah berlangsung dengan terbuka tanpa malu-malu. Di situ, parpol maupun calon yang mereka bawa, justru menjadi pelaku korupsi. Padahal, menurut data yang ada, sekarang ini ada lebih dari 6.600 caleg yang siap bertanding, dan sebagian terbesar (sekitar 80 persen) adalah muka-muka lama yang kini duduk di DPR yang terkenal korup.
Situasi ini jelas akan makin membingungkan masyarakat di dalam menentukan pilihan mereka, jika tidak mau “golput”. Lalu apa yang harus dilakukan? Untuk itu, khususnya bagi umat Kristen, MPH-PGI menyusun 10 pedoman memilih dalam Pemilu 2014 yang terdiri dari:
1. Jangan memilih berdasarkan agama, melainkan pilihlah calon berdasarkan kapasitas, kualitas dan rekam jejak figurnya. Memilih berdasarkan agama berarti memberi sumbangan pada keruntuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di masa depan.
2. Jangan memilih partai dan caleg yang korupsi. Kita tidak ingin parlemen nantinya dihuni oleh pratai dan orang-orang yang bermental korup dan tamak. Kita berhadap Pemilu 2014 menjadi momentum untuk memutus mata rantai korupsi.
3. Jangan memilih partai dan caleg yang melakukan politik uang. Sebagaimana pengalaman dalam Pemilu sebelumnya, poltiik uang akan makin marak di masa kampanye dan masa tenang. Politik uang adalah salah satu mata rantai korupsi. Dan kita tidak ingin Pemilu 2014 menghasilkan koruptor baru.
4. Jangan memilih partai dan caleg pelanggar aturan. Sebab salah satu tugas parlemen adalah membuat peraturan. Namun dalam pengalaman yang lalu, justru banyak aturan dan UU digugat dan dikabulkan gugatannya oleh MK (Mahkamah Konstitusi).
5. Pilihlah partai, baru calegnya! Dalam sistem proporsional terbuka, maka yang menentukan adalah partai dan bukan calegnya. Para caleg hanyalah alat partai untuk meraup suara sebanyak mungkin demi memenangkan Pemilu. Sebab setelah terpilih semua caleg harus tunduk pada garis kebijakan perjuangan partai. Dalam konteks itu bagaimana pun baiknya dan hebatnya seorang caleg, tetapi kalau dia berada di dalam partai yang tidak baik maka perjuangannya akan sia-sia.
6. Pilihlah mereka yang memiliki komitmen memperjuangkan kebebasan beragama. Kemajemukan agama adalah salah satu warisan bangsa yang sangat berharga. Namun dewasa ini justru makin besar ancaman terhadap kebebasan beragama yang, jika dibiarkan, akan mengancam keutuhan NKRI sendiri. Karena itu kita berharap parlemen nanti akan diisi oleh partai dan orang-orang yang memiliki komitmen sungguh-sungguh dalam mempertahankan kebebasan beragama di negeri ini.
7. Pilihlah mereka yang memiliki komitmen untuk membela rakyat miskin dan tertindas. Kita melihat jurang yang makin lebar antara mereka yang kaya dengan rakyat miskin. Begitu juga rakyat tertindas makin sulit untuk mendapatkan keadilan. Seiring dengan itu, perhatian para elite politik cenderung tidak tulus dan hanya bagian dari pencitraan mereka. Untuk itu, kita membutuhkan pemimpin yang sungguh-sungguh mau memperjuangkan kepentingan rakyat miskin dan tertindas.
8. Pilihlah mereka yang memiliki komitmen terhadap perjuangan perempuan. Persoalan perempuan harus terus menjadi perhatian kita. Ketertinggalan dan keterbelakangan serta keterbasan akses ke ruang publik bagi kaum perempuan membutuhkan komitmen dan perjuangan sungguh-sungguh. PGI sejak lama dan sampai sekarang punya komitmen iman untuk perjuangan ini.
9. Pilihlah mereka yang jujur dan santun. Dunia politik penuh dengan kebohongan dan ketidaksantunan. Para politisi kita mudah sekali tersulut emosi dan melakukan kebohongan dengan menebar janji-janji palsu. Karena itu cermati poltiisi jenis ini dan jangan memilih mereka!
10. Pilihlah mereka yang memiliki komitmen memperjuangkan pelestarian lingkungan. Dunia yang kita diami sekarang terancam oleh kehancuran alam dalam berbagai bentuk bencana karena keserakahan manusia dan pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam. Oleh karena itu, pilihlah partai dan caleg yang memiliki komitmen untuk memelihara kelestarian alam.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...