MPR Gagas Bangun Kembali Narasi Besar Pancasila
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Anggota MPR RI Fraksi Partai NasDem Willy Aditya, menggagas gerakan membangun kembali narasi besar Pancasila dari narasi-narasi kecil keseharian warga, untuk menolak pandangan bahwa Pancasila hanya milik elite dan alat bagi kekuasaan.
"Narasi Pancasila yang sejatinya diambil dari sari pati kehidupan warga nusantara, kini makin tergerus. Seolah-olah Pancasila hanya milik elite dan alat bagi kekuasaan," kata Willy dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (9/3).
Hal itu dikatakannya dalam peresmian dimulainya gerakan "Pancasila di Rumahku", di Rumah Cokro, Peneleh, Surabaya, Minggu (8/2).
Dia menilai gerakan "Pancasila di Rumahku" semacam proyek kecil kebangsaan yang ingin bangun kembali narasi besar Pancasila dari narasi-narasi kecil keseharian warga.
Willy mengatakan, ada tanggung jawab moral besar baginya sebagai anggota MPR yang telah difasilitasi negara untuk membangun kembali keeratan warga.
"Dari keeratan ini, akan terbangun narasi-narasi besar kebangsaan. Karena itu, sosialisasi empat pilar kebangsaan harus dilakukan dengan cara-cara yang lebih mewarganegara," ujarnya.
Anggota Komisi I DPR RI itu menilai, sosialisasi pilar kebangsaan harus dilakukan dengan metode kekinian yang lebih dapat diterima warga dengan konten yang bisa disampaikan dan diterima dengan baik, jika metode yang digunakan pun sesuai perkembangan zaman.
Karena itu, menurut dia, yang menjadi alasannya memilih metode bercerita melalui berbagai media, seperti tulis, video, audio, dan warga punya narasi dari kesehariannya tentang Pancasila yang harus difasilitasi itu.
"Nantinya narasi yang dibuat oleh warga akan dikumpulkan dan diunggah di laman khusus www.bumipancasila.id. Saya juga ingin menambah semangat warga untuk ikut serta bernarasi dengan cara-cara yang kreatif," katanya pula.
Willy yang juga Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR itu mengatakan lomba membumikan Pancasila di Rumahku, nantinya akan memberikan insentif bagi pembuat narasi yang dinilai memiliki otentisitas dan dapat memberikan kontekstualisasi Pancasila dengan semangat zamannya.
Dia berharap dari narasi Pancasila yang disampaikan warga, akan terbangun narasi besar yang orisinal dari warga dan narasi yang dihasilkan dari gerakan tersebut nanti dijadikan sebagai narasi bersama yang bukan narasi ala penguasa.
"Ragam narasi yang nantinya diterima itulah narasi warga tentang Pancasila dalam sanubarinya, sehingga Pancasila itu benar merupakan milik warga dalam rangka hidup bersama," katanya. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...