Mungkinkah Irak dan Suriah Mencapai Persatuan Kembali?
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Irak dan Suriah telah mengalami kerusakan menyeluruh akibat peperangan, konflik sektarian dan membunuh, dan tidak jelas apakah negara itu "dapat dipersatukan kembali."
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), John Brennan, hari Kamis (8/9).
Dalam sebuah wawancara pekan ini dengan CTC Sentinel, sebuah publikasi yang dikeluarkan Pusat Pemberantasan Terorisme Akademi Militer West Point, Brennan mengatakan bahwa sistem pada pemerintahan kedua negara mungkin akan mengalami perubahansama sekali.
"Saya tidak tahu bisa atau tidak Suriah dan Irak dapat dipersatukan kembali. Sudah ada begitu banyak pertumpahan darah, begitu banyak kerusakan dan terus berlanjut, konflik dan ketegangan mendidih, dan perpecahan sektarian," kata Brennan, seperti dikutip AFP.
"Saya bertanya apakah kita akan melihat, dalam hidup saya, pembentukan pemerintah pusat di kedua negara akan mampu memerintah dengan adil?"
Dia menambahkan bahwa bisa saja membayangkan beberapa jenis struktur pemerintahan federal yang mungkin dibentuk untuk mengatur daerah-daerah otonom. Di Irak utara dan bagian wilayah Suriah, misalnya, populasi Kurdi sudah menetapkan negara mereka secara de-facto.
Brennan juga menggambarkan bagaimana kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) kini berkolaborasi dengan rival mereka Al-Qaeda di Yaman. Mereka melawan musuh bersama, yaitu kelompok pemberontak Syiah, Houthi, dan pasukan pemerintah bersama koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi.
"Semakin jauh Anda menjangkaunya (ISIS) hingga jantung dari Suriah dan Irak, semakin besar kemungkinan Anda akan melihat kolaborasi antara unsur-unsur Al-Qaeda, elemen ISIS, dan lainnya," katanya.
"Kami melihat hal itu sekarang di Yaman... Ada indikasi bahwa, pada kenyataannya, mereka bekerja bersama-sama."
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...