Museum Alkitab di Kentucky: Fosil Dinosaurus Bukti Banjir Zaman Nuh
PETERSBURG, SATUHARAPAN.COM Museum di Kentucky yang menceritakan sejarah berbasis Alkitab mengatakan bahwa mereka telah memperoleh fosil dinosaurus predator besar mirip dengan Tyrannosaurus rex yang menawarkan bukti banjir di seluruh dunia yang tercatat dalam Perjanjian Lama.
Museum ini mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis Jumat 18/10, (Sabtu pagi WIB) bahwa Allosaurus mungkin berdiri setinggi tiga meter dan panjang sembilan meter. Ia merupakan pemakan daging. Kerangka, dijuluki Ebenezer, termasuk tengkorak dengan 53 gigi dan akan dipamerkan dalam sebuah pameran tahun depan.
Selama beberapa dekade saya sudah berjalan melalui banyak museum sekuler terkemuka, seperti Smithsonian di Washington, dan telah melihat kerangka dinosaurus, tetapi itu digunakan untuk menjelaskan evolusi, kata Ken Ham, pendiri pelayanan Answers in Genesis, yang mengelola museum ini. Sekarang kami memiliki salah satu kelas yang untuk museum kami.
Pameran museum ini sering bertentangan dengan ilmu pengetahuan evolusi, yang menyatakan bahwa umur bumi miliaran tahun dan umur dinosaurus dan manusia dipisahkan oleh puluhan juta tahun.
Kondisi Allosaurus yang baik adalah bukti bahwa ia tewas dalam banjir di seluruh dunia seperti yang dijelaskan dalam Perjanjian Lama Alkitab, kata Andrew Snelling, ahli geologi di Creation Museum, dalam pernyataan itu.
Snelling mengatakan kerangka utuh fosil adalah bukti Allosaurus terkubur sangat cepat, yang merupakan konfirmasi dari bencana banjir global beberapa ribu tahun lalu.
Fosil serupa dipajang di Museum Geologi di University of Wyoming dan di Museum of the Rockies di Montana. The Wyoming Museum mengatakan Allosaurus adalah karnivora besar paling umum di Amerika Utara selama periode Jurassic akhir sekitar 150 juta tahun lalu.
Creation Museum telah menegaskan spesimen menjadi bukti banjir Nuh tanpa penelitian aktual, kata Dan Phelps, presiden Kentucky Paleontological Society.
Ahli paleontologi vertebrata akan mempelajari sedimen sekitarnya dan konteks geologi dari temuan mereka, tambahnya. "Tentu saja Creation Museum tidak melakukan penelitian ilmiah. Semua yang mereka lakukan adalah supaya mendapatkan liputan yang bagus.
Phelps mengatakan ia prihatin museum tidak akan membiarkan ahli paleontologi vertebrata mempelajari spesimen.
Fosil Creation Museum disumbangkan oleh Yayasan Elizabeth Streb Peroutka di Maryland. Yayasan membeli tulang sekitar 10 tahun lalu dan mereka telah perlahan-lahan telah dipulihkan dari waktu ke waktu.
The Creation Museum mengatakan pameran baru akan siap Memorial Day, Mei 2014. (startribune.com)
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...