Muslim AS Tolak Franklin Graham Berdoa di Inagurasi Trump
WASHINGTON D.C, SATUHARAPAN.COM – Penginjil terkemuka dari Billy Graham Evangelical Association, Franklin Graham seharusnya jangan diikutsertakan dalam upacara pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, demikian keterangan resmi salah satu kelompok pembela Hak-hak Asasi Muslim di AS.
Seperti diberitakan Christian Today, hari Jumat (13/1), pendeta yang merupakan anak dari penginjil senior terkemuka AS, Billy Graham dijadwalkan mendoakan presiden Trump dalam upacara pelantikan pekan depan.
Namun, kelompok yang menamakan diri “Council on America-Islamic Relations” (CAIR) atau Dewan Pemersatu Hubungan Amerika- Islam mengusulkan kepada presiden yang terpilih menggantikan Barack Obama tersebut, agar mencoret Franklin Graham dari pihak yang mendoakan Trump dalam upacara tersebut. CAIR menilai Franklin Graham adalah sosok yang membesar-besarkan Islamophobia di negeri Paman Sam.
“Jika presiden terpilih, Trump, benar-benar ingin menyatukan negeri ini sama yang saat dia janjikan di pidato kemenangannya, dia akan membatasi orang-orang yang mendoakan dalam upacara penobatan hanya kepada pemuka agama yang membawa kita kepada kesatuan, bukan yang memecah belah berdasar iman,” kata Direktur CAIR, Nihad Awad.
“Pendeta (Franklin) Graham mendapat pemahaman yang salah dan berpandangan ekstremis, keberadaan dia sangat tidak sesuai dengan konstitusi dan nilai-nilai kehidupan Amerika yang mengedepankan kebebasan beragama dan keterbukaan,” dia menambahkan.
Pernyataan resmi dari Nihad Awad tersebut menunjuk kepada berbagai komentar yang pernah diucapkan dan dituliskan Franklin Graham dalam berbagai kesempatan berbeda.
Franklin Graham pernah menyebut Islam adalah agama yang jahat dan aneh, Graham pernah juga menyebut Islam tidak dapat diterima dengan nilai-nilai kehidupan di AS. “Setiap Muslim yang datang ke negara ini berpotensi menjadi radikal, dan mereka berani membunuh untuk menghormati nabi mereka,” seperti yang ditulis Franklin Graham di akun Facebooknya pada 2015.
Graham dijadwalkan akan memberi doa kepada Trump dalam upacara pelantikan bersama dengan pemuka agama lainnya antara lain penginjil etnis Hispanik, Samuel Rodriguez, kemudian pengkhotbah televisi (televangelist) yang sangat populer dan dikenal dengan ajaran-ajaran Injil Kemakmuran yang kontroversial, Paula White, sementara itu diperkirakan akan hadir juga Kardinal Timothy Dolan, Rabbi (agama Yahudi) Marvin Hier, dan Uskup Wayne T. Jackson. (christiantoday.com)
Editor : Eben E. Siadari
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...