Muslim Bersenjata Susupi Konferensi Umat Kristen di AS
SIOUX FALLS, DAKOTA SELATAN, SATUHARAPAN.COM - Seorang pria Muslim bersenjata diam-diam menyusup ke Worldview Weekend, konferensi yang membahas tentang isu-isu Kristen dan konservatif di Sioux Falls, Dakota Selatan, tanpa banyak yang menyadari ancaman yang ditebarkannya.
Ehab Jaber, pria bersenjata itu, kemudian memposting video kehadirannya itu di halaman Facebook-nya, termasuk menampilkan beberapa senapan, pistol dan amunisi yang dibawanya sendiri maupun yang ada di dalam van-nya.
Dalam video itu ia berceloteh tentang senjatanya dan secara vulgar mengeritik konferensi dan orang-orang yang hadir di sana.
Video yang diunggah ke FB pada 9 April itu telah menjadi viral di Amerika Serikat, namun polisi sampai saat ini tidak menangkap Ehab Jaber karena ia dinilai tidak melanggar hukum.
Menurut Trunews, Ehab Jaber, memposting sejumlah video di akun FB-nya yang menunjukkan dirinya di dalam ruangan konferensi maupun ketika di dalam van di tempat parkir lokasi acara.
Ketika di dalam van, ia berkata, “Dan jika Anda ingin benar-benar takut ...” ia mengangkat senjata AK-47-nya dan berkata, “...takut lah.”
Dia kemudian meletakkannya dan menunjukkan pistol yang tersembunyi di badannya dan yang lainnya di dalam van, dan berkata, “takut lah....”
Ia juga menunjukkan senjata api varian AR-15 seraya mengeluarkan pernyataan yang meminta orang untuk takut.
Dalam video berikutnya ia menyatakan kekesalannya karena penyelenggara konferensi hanya memanfaatkan ketakutan orang untuk menjual buku.
Dia kemudian mengatakan, “Sebaiknya saya keluar dari sini sebelum polisi datang ...”
kemudian ia mengemudikan kendaraannya keluar dari arena sambil mengeluarkan umpatan-umpatan.
Worldview Weekend adalah program radio Kristen yang telah mengadakan konferensi reguler di seluruh AS sejak tahun 1993.
Konferensi di Sioux Falls adalah yang pertama dalam serangkaian acara yang terdiri dari lima kegiatan yang diadakan antara 9 April dan tanggal 14 April di Dakota Selatan dan Wisconsin.
Produser acara itu, Brannon Howse, mengatakan setelah melihat video tersebut, polisi mengumumkan kewaspadaan.
“Kami diberitahu oleh polisi di Green Bay bahwa FBI telah mengeluarkan peringatan keamanan..... Di Madison mereka menempatkan 4 sampai 5 mobil di sekitar fasilitas acara tanpa kita meminta,” kata Howse kepada The Daily Caller.
konferensi ini menampilkan Shahram Hadian, mantan Muslim Iran yang keluarganya melarikan diri dari negara asalnya. Saat ini dia adalah seorang pendeta Kristen.
Presentasi Shahram di Sioux Fallsi berjudul, “Sabotaging America: Islam's March Toward Supremacy.”
Howse juga memberikan presentasi sendiri dengan judul, “The Growing Global Persecution of Christians."
Ia menggambarkan bagaimana Islam Tengah, Neo Marxis, Neo Injili, Vatikan dan globalis bekerja bersama untuk membatalkan UU imigrasi AS dan mengubah Amerika.”
Ketika ditanya mengapa Howse baru melaporkan hal ini sekarang, dia mengatakan, “Saya berada di lima kota pada lima malam dan kami tidak ingin menimbulkan lebih banyak protes atau menakut-nakuti orang. Saya ingin pulang dengan aman dan tidak mendorong lebih banyak lagi orang gila yang akan mengancam konferensi kami atau keluarga saya.”
Howse mengatakan bahwa acara di Rapid City yang sedianya menampilkan pembicara anti-Islam, Bill Federer, baru-baru ini telah dibatalkan gara-gara pertimbangan keamanan.
Howse mengatakan ia menghabiskan “ribuan dolar untuk keamanan pada konferensi gratis itu.”
Ia mengkhawatirkan hal ini akan menjadi kecemasan baru yang membuat kelompok konservatif tidak lagi melanjutkan bisnis konferensi semacam ini.
"Dengan intimidasi, kelompok ekstrem ingin menghentikan kebebasan berbicara. Dan mereka menang," kata dia.
Sam Clemens dari Departemen Kepolisian Sioux Falls yang dimintai komentar atas hal ini mengatakan bahwa pada acara itu polisi mendekati Jaber dan memintanya meninggalkan acara tersebut.
“Dia didekati oleh polisi saat berada di acara tersebut, dan mengakui bahwa ia membawa senjata,” kata Clemens.
“Polisi memberitahukan bahwa senjata api tidak diperbolehkan dalam acara tersebut dan ia diminta untuk meninggalkan tempat itu. Dia mematuhinya.”
Clemens mengatakan bahwa perwakilan FBI dan polisi Dakota Selatan kemudian menanyai Jaber dan akhirnya menetapkan bahwa ia tidak melanggar hukum.
Ketika ditanya apa motif Jaber melakukan aksi provokatif tersebut, polisi mendapat jawaban bahwa dia tidak senang dengan pembicara yang diundang ke acara itu.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...