Muslim Kenya Lindungi Warga Kristen dari Serangan Al-Shabab
NAIROBI, SATUHARAPAN.COM - Para penumpang beragama Islam membela penumpang-penumpang beragama Kristen ketika ekstremis militan al-Shabab menyerang sebuah bus di Kenya pada hari Senin (21/12).
Newsweek melaporkan, sejumlah militan anggota al-Shabab menembaki sebuah bus di Mandera Kenya dan memaksanya berhenti. Militan itu kemudian naik ke atas bus, berusaha memisahkan penumpang Muslim dan Kristen, dan berniat membunuh orang-orang Kristen yang ada di dalam bus, Newsweek mengutip laporan BBC.
"Kami bahkan memberikan beberapa non-Muslim pakaian agama kami untuk dipakai di bus sehingga mereka tidak akan diidentifikasi dengan mudah. Kami saling menempel erat," kata Abdi Mohamud Abdi, seorang penumpang Muslim, berkata kepada Reuters.
"Para militan mengancam akan menembak kami tapi kami tetap menolak dan tetap melindungi saudara-saudari kami. Akhirnya mereka menyerah dan meninggalkan kami, tetapi memperingatkan bahwa mereka akan kembali. "
Gubernur setempat, Ali Roba, mengkonfirmasi pengakuan itu dalam sebuah wawancara dengan harian Nation, sebuah publikasi Kenya. "Mereka menolak untuk memisahkan diri dari non-Muslim dan mengatakan kepada penyerang untuk membunuh semua penumpang atau meninggalkan mereka," kata Roba. Ada 62 penumpang di dalam bus, menurut surat kabar itu.
Meskipun penumpang terjebak bersama-sama dan saling melindungi dengan baik, malangnya ada dua orang yang meninggal dan tiga terluka. Abdirashid Adan terkena peluru ketika militan menembaki bus; ia dirawat di rumah sakit di Mandera. Para korban lainnya tidak diidentifikasi oleh pihak berwenang, disebut hanya sebagai sopir dan dua penumpang.
Juru bicara kelompok militan, Sheikh Abdiasis Abu Musab, kepada Reuters mengatakan meerka telah berhasil membunuh "beberapa musuh Kristen" dan mngklaim beberapa orang terluka.
Meskipun ada klaim itu, pihak berwenang tidak mengkonfirmasi apakah korban meninggal adalah Kristen atau Muslim. Ketika ditanya tentang keterangan bahwa penumpang Muslim membela penumpang Kristen, Musab tidak menjawab.
Al-Shabab sebelumnya telah menargetkan kalangan Kristen dengan cara yang sama. Selama serangan pada bulan April di Garissa University College di Garissa, Kenya, militan membunuh 148 orang, menanyakan agama mereka sebelum memulai tembakan.
Banyak dari korban mereka adalah Kristen, BBC melaporkan.
Serangan lain, seperti dilaporkan pada bulan Desember 2014, adalah ketika militan membunuh 28 non-Muslim di bus. Para penumpang bus kebanyakan guru yang sedang bepergian ke Nairobi.
Menurut Pusat Kontra Terorisme Nasional, al-Shabab "terutama tertarik dalam pertempuran nasionalistik melawan Pemerintah Federal Somalia, dan tidak mendukung jihad global." Beberapa pemimpinnya telah bekerja dengan Al-Qaeda. Tindakan mereka yang paling terkenal adalah serangan pada 2013 di Westgate Mall, di mana 67 orang terbunuh.
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...